REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memiliki keinginan untuk mengoperasikan Mikrotrans di daerah penyangga. Keberadaan Mikrotrans itu dinilai bakal memiliki manfaat besar sebagai angkutan pengumpan atau feeder warga di sekitar Jakarta untuk naik Transjabodetabek.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, pihaknya telah membuka enam rute baru Transjabodetabek. Saat ini, setidaknya ada 16 rute Transjabodetabek yang beroperasi melayani warga dari daerah penyangga untuk masuk ke Jakarta. Namun, kendala warga di luar Jakarta untuk mengakses layanan itu adalah minimnya feeder.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
"Pertanyaan tadi mengenai Transjabodetabek, dan feeder, nanti dalam jangka panjang yang sebenarnya, mikrotrans atau Jaklingko itu lebih dibutuhkan di luar-luar Jakarta sebenarnya," kata dia di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Meski begitu, Pramono mengakui, hal itu tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Ia memiliki target 5 tahun untuk bisa menyediakan Mikrotrans di daerah penyangga. "Tetapi itu nanti mungkin 5 tahun ke depan," ujar Pramono.
Menurut dia, saat ini pihaknya masih fokus untuk melakukan penyempurnaan layanan Mikrotrans. Pasalnya, keluhan masyarakat masih kerap muncul terkait layanan yang digratiskan oleh Pemprov Jakarta kepada seluruh masyarakat tanpa terkecuali itu.
Pramono mengaku masih kerap mendapatkan kritik dari masyarakat soal sopir Mikrotrans yang bekerja tidak sesuai prosedur operasional standar (SOP). Beberapa di antaranya adalah keluhan mengenai sopir yang suka memacu kendaraan melebihi batas kecepatan dan ugal-ugalan. Bahkan, ada juga laporan mengenai sopir Mikrotrans yang bekerja dengan mengajak anak di istrinya.
"Yang seperti itu tidak profesional. Saya akan minta kepada Dinas Perhubungan yang seperti itu ditegur," ujar dia.
Sebelumnya, Pramono mengeklaim banyak warga dari daerah penyangga Jakarta yang sangat terbantu dengan kehadiran rute baru Transjabodetabek yang diresmikan dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya, tarif untuk naik Transjabodetabek ke Jakarta hanya Rp 3.500.
"Bahkan yang saya kaget, surprise, saya menyaksikan sendiri, ketika membuka Blok M-Bogor dengan biaya 3.500 mereka terkejut, kok murah amat gitu," kata dia di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Namun, ia mengaku mendapatkan keluhan lantaran belum banyak angkutan pengumpan dari kawasan rumah warga ke titik pemberhentian Transjabodetabek. Alhasil, warga di daerah penyangga harus menggunakan ojek daring ke titik pemberhentian untuk naik transJabodetabek.
"Memang biaya tertingginya, saya baru tahu kalau orang dari Bogor, dari Bekasi dan sebagainya, adalah naik ojeknya. Ketika naik ojek rata-rata 15 ribu sampai 20 ribu," kata dia.
Karena itu, Pramono memiliki rencana untuk membuka rute angkutan kota (angkot) Mikrotrans di daerah penyangga Jakarta. Dengan begitu, warga dari daerah penyangga dapat lebih mudah untuk datang ke Jakarta dengan menggunakan transportasi umum.
"Kami memikirkan Mikrotrans, Jaklingko, itu nanti mungkin ya, kalau tentunya para kepala daerah mau, itu lebih banyak beroperasi di daerah-daerah penyangga. Dan kalau itu mungkin, mudah-mudahan akan memudahkan orang untuk naik kendaraan umum," kata dia.