REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panggung megah Jakarta Convention Center (JCC) disulap jadi tempat penuh cahaya, gaun glamor dengan sentuhan kain khas nusantara dan harapan besar bagi perempuan Indonesia.
Namun, di balik sorotan kamera dan dentingan high heels para finalis Puteri Indonesia 2025, ada satu momen yang bikin hati hangat dan mata berkaca, yakni Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) diganjar penghargaan Lifetime Achievement dari Yayasan Puteri Indonesia 2025, Jumat (2/5/2025) malam.
Yang menyerahkan? Langsung dari tangan Ketua Umum Yayasan Puteri Indonesia, Prof Dr Wardiman Djojonegoro. Dan yang menerima penuh khidmat? Tak lain Naba Aji Notoseputro, perwakilan dari Co-founder Yayasan BSI yang selama ini diam-diam tapi konsisten jadi “penjaga gawang” memberikan beasiswa untuk perempuan-perempuan hebat dari Sabang sampai Merauke.
Selama tujuh tahun terakhir, UBSI jadi garda depan dalam mencerdaskan wanita Indonesia melalui ajang Puteri Indonesia.
Bukan sekadar mendukung acara, tapi benar-benar hadir lewat pemberian penghargaan beasiswa kuliah S1 dan S2 bagi semua finalis terpilih dari tiap provinsi. Sebuah bukti nyata, kecantikan sejati memang datang dari ilmu dan akhlak, bukan hanya mahkota dan gaun malam.
Naba Aji usai menerima penghargaan Lifetime Achievement Puteri Indonesia 2025 mengatakan, ini bukan cuma tentang UBSI, tapi harapan yang kita titipkan di pundak perempuan-perempuan muda Indonesia.
“Kami percaya, di balik satu perempuan cerdas, ada perubahan besar yang bisa terjadi di keluarga, komunitas, bahkan bangsa. Jadi kami akan terus jadi bagian dari perjalanan ini. Karena mendampingi mereka bukan tugas, tapi kehormatan,” lanjutnya.
Di sela acara, Naba Aji juga sempat berbagi refleksi, “Ketika kita bicara pendidikan, kita bicara tentang masa depan. Tapi ketika kita bicara pendidikan perempuan, kita bicara tentang dua masa depan, yaitu dirinya dan generasi yang akan lahir darinya.”
Penghargaan ini seakan jadi pengakuan, UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif tak cuma jago bikin program studi digital atau kampus kekinian, tapi juga punya nurani dan keberpihakan—terutama pada perempuan.
Di saat banyak yang cuma tepuk tangan, UBSI hadir dengan penghargaan beasiswa nyata, membukakan jalan bagi mereka yang ingin belajar lebih jauh meski berasal dari pelosok negeri.
Malam itu, gaung Puteri Indonesia bukan hanya soal siapa yang menang dan membawa mahkota ke provinsinya. Tapi juga soal siapa yang ikut berjuang dari belakang panggung, seperti UBSI yang membisikkan semangat di telinga setiap finalis, “Kamu cantik, tapi kamu juga harus cerdas. Dan kami siap bantu mewujudkannya.”