Jumat 14 Nov 2025 15:13 WIB

Mahasiswa dan Dosen UBSI Ciptakan AI Pintar yang Bisa Bedakan Pare Segar dan Busuk

Penerapan teknologi AI kini dapat menembus sektor pertanian.

Tim UBSI yang terdiri atas mahasiswa dan dosen dari Prodi Informatika menorehkan prestasi dengan menciptakan sistem AI yang mampu mendeteksi tingkat kesegaran pare.
Foto: UBSI
Tim UBSI yang terdiri atas mahasiswa dan dosen dari Prodi Informatika menorehkan prestasi dengan menciptakan sistem AI yang mampu mendeteksi tingkat kesegaran pare.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kembali membuktikan diri sebagai Kampus Digital Kreatif yang tak henti melahirkan inovasi dari ruang akademik.

Kali ini, kolaborasi mahasiswa dan dosen dari Program Studi Informatika berhasil menciptakan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang mampu mendeteksi tingkat kesegaran buah pare secara otomatis dengan akurasi mencapai 94,97 persen.

Inovasi ini digagas Luica Shelly Arzeti, mahasiswa tingkat akhir Program Studi Informatika UBSI, bersama dua dosen pembimbing, Jordy Lasmana Putra dan Tyas Setiyorini.

Karya ini menjadi bukti konkret bahwa penerapan teknologi AI kini dapat menembus sektor pertanian dan perdagangan hasil bumi, membawa efisiensi sekaligus objektivitas dalam proses penilaian kualitas produk.

“Selama ini, penilaian kesegaran pare mengandalkan pengamatan manual yang bersifat subjektif. Melalui sistem AI ini, proses dapat dilakukan lebih cepat, objektif, dan efisien,” jelas Jordy Lasmana Putra, dosen UBSI sekaligus pembimbing penelitian dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (14/11/2025).

Sistem ini menggabungkan dua metode unggulan dalam dunia kecerdasan buatan, yakni Convolutional Neural Network (CNN) dan Support Vector Machine (SVM).

CNN berperan dalam mengekstraksi ciri visual dari citra digital pare, sementara SVM bertugas mengklasifikasikan hasil akhir ke dalam dua kategori Segar atau Busuk.

Kombinasi dua metode tersebut menghasilkan performa luar biasa. Berdasarkan hasil uji coba, sistem AI ini menunjukkan akurasi 94,97 persen, recall 97,44 persen, dan F1-score 95 persen.

“Kami melatih model menggunakan ratusan citra pare dengan berbagai tingkat kesegaran. Hasilnya konsisten dan memuaskan,” ujar Luica Shelly Arzeti, mahasiswa pengembang utama.

Inovasi ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Informatika (JIKA) Universitas Muhammadiyah Tangerang, terakreditasi SINTA 4, Volume 9 Nomor 4, Oktober 2025.

Tim peneliti UBSI berencana mengembangkan versi ringan sistem tersebut agar dapat dijalankan di perangkat mobile atau kamera otomatis di pasar tradisional.

“Bayangkan, hanya dengan kamera ponsel, pedagang bisa langsung mengetahui tingkat kesegaran pare. Ini sangat membantu proses jual beli yang lebih cepat dan jujur,” ungkap Tyas Setiyorini, dosen pembimbing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement