REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO, – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, berkomitmen menurunkan angka kecelakaan kapal melalui berbagai upaya edukasi dan sosialisasi terkait keselamatan berlayar bagi nelayan dan pelaku wisata di wilayah tersebut.
Pihak KSOP Labuan Bajo, menurut Kepala KSOP Stephanus Risdiyanto, telah melakukan berbagai sosialisasi tentang keselamatan berlayar, termasuk memanfaatkan momen pelayanan pas kecil elektronik (e-pas kecil) untuk memberikan edukasi kepada para nelayan.
Ia menjelaskan bahwa angka kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo secara rasio terus menurun dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2021, rasio kecelakaan tercatat sebesar 0,048 persen, menurun menjadi 0,045 persen di tahun 2022, dan terus berkurang hingga sebesar 0,019 persen pada akhir September 2025.
Risdiyanto menambahkan, rasio ini dihitung dari jumlah keberangkatan kapal yang mendapatkan surat persetujuan berlayar (SPB) dibandingkan dengan total kecelakaan yang terjadi. "Hingga akhir September 2025 ini, tercatat 0,019 persen dari 100 ribu keberangkatan kapal," ungkapnya.
Penurunan rasio kecelakaan ini merupakan hasil dari upaya pelatihan kepada nelayan dan awak kapal wisata terkait dengan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pelayaran. Tahun ini, pelatihan dilakukan kepada nelayan yang juga melayani jasa wisata di beberapa lokasi seperti Rangko, Labuan Bajo, dan Pulau Mules di Kabupaten Manggarai.
Selain pelatihan, KSOP juga rutin mengeluarkan Notice to Mariners (NtM) untuk memberikan pemberitahuan kepada nakhoda kapal terkait potensi cuaca ekstrem berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Patroli laut rutin dilakukan untuk mengecek peralatan keselamatan dan memberi peragaan penggunaan alat keselamatan serta petunjuk menghadapi keadaan darurat.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.