Sabtu 23 Aug 2025 16:25 WIB

Iran dan IAEA Dilaporkan Alami Kemajuan Perundingan Terbaru Nuklir

Perundingan terbaru nuklir Iran digelar di Wina, Austria.

Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan jalur terowongan di Pusat Tekonologi Nuklir Isfahan di Iran, Selasa (24/6/2025) setelah serangan udara terbaru.
Foto: Maxar Technologies via AP
Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan jalur terowongan di Pusat Tekonologi Nuklir Isfahan di Iran, Selasa (24/6/2025) setelah serangan udara terbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Duta Besar Tehran untuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Reza Najafi, Sabtu (23/8/2025), mengatakan perwakilan Iran dan IAEA telah mencapai kemajuan dalam putaran perundingan terbaru mereka di Wina. Najafi, duta besar Iran dan perwakilan tetap untuk IAEA, mengumumkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung pada Jumat (22/8/2025) malam, dengan wakil direktur jenderal IAEA untuk pengamanan.

Sesi itu merupakan lanjutan dari pembicaraan sebelumnya di Tehran dengan wakil kepala IAEA lainnya. Najafi mengatakan kedua pihak melanjutkan perundingan yang diluncurkan di Tehran, dengan fokus pada kerja sama Iran dengan IAEA mengingat situasi baru yang diciptakan oleh "serangan ilegal" AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir damai Iran.

Baca Juga

Iran juga menguraikan persyaratan barunya untuk keterlibatan dengan IAEA berdasarkan undang-undang yang baru-baru ini disahkan oleh parlemen, katanya menambahkan. Dia menegaskan kemajuan telah dicapai dan perundingan akan terus berlanjut untuk menyelesaikan pedoman bagi interaksi di masa mendatang.

Pekan lalu, Iran dan IAEA sepakat melanjutkan konsultasi tentang nuklir negara itu, demikian keterangan Wakil Menteri Luar Negeri Kazem Gharibabadi usai bertemu dengan Wakil Direktur Jenderal IAEA Massimo Aparo. Aparo tiba di Teheran pada Senin pekan lalu untuk membahas format baru kerja sama Iran dengan IAEA.

"Dengan mempertimbangkan diskusi yang dilakukan selama pertemuan, telah diputuskan untuk melanjutkan konsultasi," kata Gharibabadi seperti dikutip kantor berita Jamaran.

photo
Citra satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs pengayaan nuklir Natanz di Iran setelah serangan Israel pada Sabtu, 14 Juni 2025. - (Planet Labs PBC via AP)

Pada 2 Juli, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengeluarkan dekrit yang menangguhkan kerja sama Iran dengan IAEA, meski demikian Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa jalur kerja sama tetap terbuka. Penghentian kerja sama ini terkait dengan kritik Iran terhadap IAEA dan Direktur Jenderal Rafael Grossi atas kebungkaman badan tersebut atas serangan AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir di Fordo, Isfahan, dan Natanz pada Juni.

Iran menyatakan bahwa kerja sama dengan IAEA hanya dapat dilakukan jika ada jaminan keamanan bagi fasilitas nuklir dan ilmuwannya. Pada awal Agustus, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan bahwa Teheran telah menjelaskan kepada pimpinan IAEA bahwa mereka siap untuk melanjutkan konsultasi teknis.

Grossi mengatakan IAEA mengupayakan agar para inspekturnya kembali ke lokasi nuklir Iran sesegera mungkin. Pada 9 Agustus, seorang sumber politik senior Iran mengatakan kepada RIA Novosti bahwa IAEA sedang mempersiapkan kunjungan delegasinya ke Iran, tetapi belum ada keputusan konkret yang diharapkan akan diambil selama kunjungan tersebut.

 

 

 

sumber : Antara, IRNA-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement