REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mendeklarasikan bahwa Republik Islam Iran saat ini berdiri lebih siap untuk membalas setiap aksi agresif dari rezim Israel. Kepada harian The Economist dilansir Teheran Times, Sabtu (21/11/2025), Argahchi mengungkap detail bagaimana kemampuan pertahanan Iran telah berkembang pesat sejak perang 12 hari pada Juni.
Araghchi menggarisbawahi bahwa pelajaran dari perang 12 hari telah dianalisis oleh Iran secara teliti. Analisis itu kemudian menghasilkan perbaikan substansial baik secara kuantitas dan kualitas dari kepabilitas rudal Iran, yang saat ini ditempat pada titik-titik yang lebih strategis.
Ditanya soal kesiapan Iran akan potensi serangan baru, Araghchi tidak memberikan ruang atas keraguan, menegaskan bahwa Iran "bahkan lebih siap dari perang sebelumnya."
Dia mengelaborasi bahwa filosifi tak tergoyahkan bangsanya bahwa perdamaian sebenarnya hadir lewat kekuatan, sambil mengatakan, "Saat ditanya soal kesiapan Iran akan potensi serangan baru, "Cara terbaik untuk menghindari perang adalah bersiap untuk perang. Dan kami sangat siap."
Araghchi menegaskan, sikap teguh bangsanya merefleksikan hak sah Iran untuk mempertahankan diri dalam menghadapi ancaman terus-menerus dan aksi destabilisasi dari musuh. Di panggung internasional, Araghchi menegaskan dukungan penting yang disediakan oleh Rusia selama perang 12 hari, sebuah solidaritas yang matang ke arah sebuah kemitraan strategis yang dalam.
Adapun terkait program nuklir, Araghchi menegaskan komitmen jangka panjang Iran atas sebuah program nuklir damai dan keterbukaannya terhadap sebuah perjanjian yang "adil dan seimbang". Meski demikian, ia menolak dikte-dikte apapun dari pihak asing, khususnya Amerika Serikat yang secara konsisten melanggar komitmennya.
"Kami tidak memiliki pengalaman bagus sekalipun dengan proses negosiasi dengan Amerika Serikat."
View this post on Instagram