Selasa 25 Nov 2025 13:56 WIB

Anggota Dewan Iran Klaim Rusia Bersedia Pasok Senjata Nuklir untuk Teheran

Ghazanfari juga mengungkapkan kemungkinan Iran keluar dari perjanjian NPT.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menghadiri konferensi pers usai pertemuan mereka di Moskow, Rusia, Jumat, 18 April 2025.
Foto: Tatyana Makeyeva/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menghadiri konferensi pers usai pertemuan mereka di Moskow, Rusia, Jumat, 18 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Anggota DPR Iran, Kamran Ghazanfari pada Senin (24/11/2025), mengeklaim bahwa Rusia dan China akan mendukung kemungkinan Iran menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang akan meningkatkan "kemampuan militer dan nuklir" negaranya. Ghazanfari juga mengutip pernyataan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang pernah mengisyaratkan Moskow bersiap untuk memasok senjata nuklir untuk Iran.

"China dan Rusia mendukung keputusan ini (penarikan dari NPT). Medvedev, wakil Putin, bahkan mengisyaratkan langsung bahwa Rusia berkenan untuk memasok Iran dengan senjata nuklir," ujar Ghazanfari dalam wawancara dengan Iran24 dilansir Iran Internasional.

Baca Juga

Pada Juni lalu, lewat akun X-nya, Medvedev pernah menuliskan bahwa "beberapa negara siap untuk memasok Iran dengan hulu ledak nuklir milik mereka." Unggahan Medvedev itu kemudian memicu respons Presiden AS Donald Trump yang mengingatkan Medvedev berhati-hati melontarkan kata nuklir. 

Pada Mei lalu, parlemen Iran mengesahkan perjanjian kerja sama strategis antara Teheran dan Moskow. Perjanjian tidak mengandung banyak klausul terkait pertahanan namun berisi komitmen kedua negara terhadap kerja sama teknis-militer, latihan bersama, dan koordinasi atas ancaman dari luar negara.

Pernyataan Ghazanfari dilontarkan tak lama setelah pada pekan lalu anggota dewan Iran lainnya mengatakan bahwa, Iran mempertimbangkan membekukan atau menarik diri dari NPT menyusul terbitnya resolusi IAEA yang disponsori oleh negara-negara Barat. Amir Hayat-Moghaddam, anggota dari Komite Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional mengatakan, opsi itu "ada di atas meja" dan tengah diulas oleh ahli.

"Beberapa pertemuan telah digelar setelah Dewan Gubernur IAEA mengadopsi resolusi anti-Iran," kata Hayat-Moghaddam, sambil menambahkan, keputusan kemungkinan akan diumumkan pada Selasa.

Iran telah menjadi anggota NPT sejak 1970. Pejabat tinggi di Teheran menggambarkan keanggota Iran di NPT sebagai simbol dari komitmen Iran terhadap energi nuklir untuk perdamaian, namun mereka juga mengingatkan, tekanan politik yang terus berlanjut dapat memicu sebuah pengkajian ulang komitmen itu.

Di bawah NPT, Iran, China, dan Rusia adalah negara penanda tangan perjanjian, di mana Iran dilarang menerima senjata nuklir. Negara bersenjata nuklir seperti Rusia dan China dilarang untuk mentransfer senjata nuklir Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement