Senin 17 Nov 2025 17:14 WIB

Iran Ungkap Bukti IAEA Bocorkan Info Fasilitas Nuklir ke Israel

Israel membom fasilitas produksi bahan bakar reaktor yang lokasinya diketahui IAEA.

Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Iran ini, Presiden Masoud Pezeshkian (kedua dari kanan) mendengarkan penjelasan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, saat mengunjungi pameran pencapaian nuklir Iran di Tehran, Iran, 9 April 2025.
Foto: AP
Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Iran ini, Presiden Masoud Pezeshkian (kedua dari kanan) mendengarkan penjelasan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, saat mengunjungi pameran pencapaian nuklir Iran di Tehran, Iran, 9 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Presiden Iran sekaligus Presiden Organisasi Tenaga Atom Iran, Mohammad Eslami, pada Ahad (16/11/2025) mengatakan bahwa dirinya yakin Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah membocorkan informasi fasilitas nuklir kepada Israel. Alasannya, situs nuklir pertama Iran yang diserang Israel pada Juni adalah pabrik produksi bahan bakar untuk reaktor penelitian nuklir yang lokasinya hanya diketahui pemerintah Iran dan IAEA.

“Situs pertama yang diserang Israel adalah pabrik yang memproduksi bahan bakar untuk Reaktor Teheran … Informasi mengenai fasilitas itu telah kami sampaikan kepada IAEA,” kata Eslami dalam sebuah konferensi di Teheran.

Baca Juga

“Kami memiliki ruang uji coba di gedung tersebut, dan ruangan itu dilengkapi dengan bantuan IAEA. Ruangan itulah yang menjadi sasaran serangan. Bagaimana mungkin serangan setepat itu terjadi tanpa penyalahgunaan informasi dari IAEA?” ujarnya melanjutkan.

 

Eslami mengatakan, serangan terhadap fasilitas nuklir menandakan sebuah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sains Iran. Dia menambahkan, bahwa Iran memiliki bukti-bukti lengkap membuktikan cara serangan, aktor-aktor yang terlibat, dan motif serangan.

photo
Direktur Jenderal Organisasi Energi Atom Internasional Rafael Mariano Grossi. - (AP Photo/Vahid Salemi)

Kepada Al-Masirah dilansir Mehr News, Eslami menggambarkan serangan terhadap program nuklir damai Iran sebagai 'kejahatan nyata' terhadap kehendak suatu bangsa yang mempertahankan hak-haknya atas pengetahuan di bidang nuklir meski diancam dan ditekan oleh pihak luar. Ia menegaskan, serangan Israel dan AS pada Juni tak akan membuat Iran menyerahkan hak-hak atas program nuklirnya.

Eslami melanjutkan, bahwa Iran akan tetap mempertahankan program nuklirnya terlepas dari kemungkinan terbitnya resolusi apapun jelang rapat Dewan Gubernur IAEA dalam waktu dekat. "Kami akan melanjutkan jalan yang telah kami pilih," kata Eslami,

"Kebijakan dalam bekerja sama dengan IAEA adalah bahwa masa 10 tahun dari Resolusi 2231 telah kedaluwarsa pada Oktober 2025. Iran telah memenuhi kewajibannya. IAEA hanya harus memonitor program kami di bawah kerangka kerja (resolusi) itu."

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara, Sputnik/RIA Novosti
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement