Senin 08 Dec 2025 14:05 WIB

AS, Israel, dan Qatar Rajut Dialog Rahasia di New York

Serangan udara Israel masih membayangi dialog dengan Qatar.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Erdy Nasrul
Bangunan rusak akibat serangan Israel di Doha, Qatar, 9 September 2025.
Foto: REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Bangunan rusak akibat serangan Israel di Doha, Qatar, 9 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat, Israel, dan Qatar kembali merajut dialog dalam sebuah pertemuan trilateral di New York pada hari Ahad, sebuah langkah diplomatik yang mencuri perhatian, terlebih setelah beberapa bulan lalu jet Israel melakukan serangan udara di Doha yang gagal menargetkan pimpinan Hamas.

Sumber yang berbicara kepada Axios menyebutkan, pertemuan ini merupakan yang tertinggi levelnya sejak kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza dicapai, dengan Qatar bertindak sebagai jembatan perdamaian utama, sebagaiamana diberitakan TRTworld.

Baca Juga

Namun, dari Gedung Putih belum datang konfirmasi resmi, meninggalkan ruang sunyi yang hanya diisi desas-desus diplomasi. Axios memberitakan bahwa pertemuan ini diselenggarakan oleh utusan Gedung Putih, Steve Witkoff, dengan kehadiran dua sosok kunci: David Barnea, kepala mata-mata Mossad yang mewakili Israel, serta seorang pejabat senior Qatar.

Qatar, bersama Mesir dan Amerika Serikat, selama ini berperan sebagai pengayom dalam proses mediasi gencatan senjata menyeluruh antara Israel dan Hamas. Namun, jalan menuju perdamaian itu masih terasa seperti kaca tipis, rapuh dan mudah retak, sebab kedua pihak saling melempar tuduhan atas pelanggaran yang terjadi. Di antara sisa-sisa kepercayaan yang retak, upaya tiga negara ini terus berlanjut, mencari celah cahaya di tengah kegelapan konflik yang belum juga padam.

Gencatan senjata yang rapuh

Pada hari Sabtu, Qatar dan Mesir menyerukan penarikan pasukan Israel dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian rapuh untuk mengakhiri perang di Gaza.

Berbicara pada konferensi diplomatik di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan "gencatan senjata tidak dapat diselesaikan kecuali ada penarikan penuh pasukan Israel (dan) ada stabilitas kembali di Gaza".

Axios melaporkan bahwa fokus utama pertemuan hari Minggu sebagian besar adalah "pada implementasi perjanjian damai Gaza".

Serangan Israel di Doha pada tanggal 9 September gagal menargetkan negosiator utama Hamas Khalil al-Hayya dan orang lain dalam kelompok perlawanan Palestina.

Serangan itu malah menewaskan enam orang dan memicu gelombang kritik, termasuk teguran dari Presiden AS Donald Trump.

Axios melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian menelepon Al Thani dari Gedung Putih "atas desakan Trump, untuk meminta maaf atas serangan itu".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement