REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) FU Chong, mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang mengesahkan resolusi terkait Gaza pada Selasa (18/11/2025). China menilai, resolusi DK PBB yang disponsori Amerika Serikat (AS) itu mengenyampingkan kedaulatan rakyat Palestina dan kepemilikan dari tanah air mereka.
Selama sesi sidang DKI PBB, Fu Chong menjelaskan sikap abstain negaranya dalam pengambilan suara keputusan resolusi Gaza. China menilai draf resolusi usulan AS mengandung ambiguitas terkait pemerintahan warga Palestina di Gaza dan solusi dua negara. Dalam banyak isu krusial draf resolusi AS juga dinilai samar, termasuk lingkup dan struktur dari pasukan multinasional.
"Draf resolusi AS untuk Gaza tidak jelas dan sumber dari kekhawatiran mendalam kami," kata Fu.
Berbicara terpisah, Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan, bahwa pengaturan apapun terkait Gaza seharusnya merefleksikan pemerintahan Palestina.
"Pengaturan pascakonflik apapun untuk Gaza seharusnya merefleksikan prisip dasar dari 'warga Palestina memerintah Palestina' dan harus teguh mengikuti prinsip 'solusi dua negara'" kata Wang dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit di Beijing, Selasa.
Solusi dua negara, kata Wang, adalah satu-satu jalan menuju "stabilitas dan perdamaian panjang" di Timur Tengah. China, menurut Wang, akan tetap "menjunjung tinggi keadilan di panggung internasional, mendukung penuh restorasi dari hak-hak sah dari rakyat Palestina dan mempromosikan kemajuan dan implementasi dari solusi dua negara".
China menilai resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB soal Gaza yang disponsori Amerika Serikat gagal mengusung prinsip-prinsip penting pengaturan pasca-konflik Israel-Palestina, terutama solusi dua negara.
View this post on Instagram