Rabu 19 Nov 2025 10:06 WIB

TNI Fokus Persiapan Pasukan dan Logistik yang akan Dikirim ke Gaza

"Namun seluruh keputusan tetap berada pada arahan presiden," kata Rico Sirait.

Prajurit TNI mengikuti defile pasukan saat peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Silang Monas, Jakarta, Ahad (5/10/2025). Pada peringatan HUT ke-80 TNI mengangkat tema besar TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju. Selain upacara, gelaran HUT ke-80 TNI ini menampilkan sejumlah atraksi pesawat tempur, terjung payung, pengibaran bendera Merah Putih di atas langit Jakarta hingga simulasi pembebasan tawanan oleh pasukan TNI.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Prajurit TNI mengikuti defile pasukan saat peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Silang Monas, Jakarta, Ahad (5/10/2025). Pada peringatan HUT ke-80 TNI mengangkat tema besar TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju. Selain upacara, gelaran HUT ke-80 TNI ini menampilkan sejumlah atraksi pesawat tempur, terjung payung, pengibaran bendera Merah Putih di atas langit Jakarta hingga simulasi pembebasan tawanan oleh pasukan TNI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Kolonel (Arm) Rico Sirait mengatakan TNI siap mengirimkan personel ke Gaza untuk melakoni misi perdamaian setelah mendapat lampu hijau dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Namun, menurut Rico, kepastian pengiriman tergantung keputusan Presiden Prabowo Subianto.

"Pemerintah Indonesia pada prinsipnya bersikap siap berkontribusi sesuai kapasitas dan pengalaman panjang dalam misi perdamaian. Namun seluruh keputusan tetap berada pada arahan presiden," kata Rico saat dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025).

Baca Juga

Saat ini, lanjut Rico, TNI masih fokus dalam persiapan pasukan dan ragam logistik yang akan dikirimkan di Gaza. TNI dan Kementerian pertahanan juga belum menentukan skema pemberangkatan pasukan serta jadwal pengirimannya.

"Seluruh mekanisme dan perencanaan sementara masih berada pada tahap pembahasan internal Kemhan dan TNI, menunggu keputusan Presiden mengenai waktu, bentuk kontribusi, serta skema keterlibatan Indonesia," jelas Rico.

Dewan Keamanan PBB, Senin (17/11/2025) mengadopsi resolusi yang disponsori Amerika Serikat (AS) untuk membentuk ISF di Jalur Gaza. Menurut resolusi tersebut, ISF akan beroperasi di Gaza melalui kerja sama dengan Israel dan Mesir, serta dengan mandat awal selama dua tahun.

Pasukan tersebut bertugas mengamankan perbatasan Gaza, melindungi warga sipil, menyalurkan bantuan kemanusiaan, melatih kembali kepolisian Palestina, serta mengawasi proses pelucutan senjata Hamas dan kelompok bersenjata lainnya. Sebanyak 13 negara anggota DK PBB mendukung resolusi tersebut, sementara Rusia dan China menyatakan abstain.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement