Sabtu 08 Jun 2024 14:21 WIB

Bocah 8 Tahun Palestina Masuk Daftar Incaran Israel yang Gugur Terbunuh di Sekolah UNRWA

Bom presisi milik AS ditengarai digunakan Israel untuk membombardir kamp pengungsi.

Rep: Teguh/ Red: Teguh Firmansyah
Pemboman Israel terhadap sekolah di kamp Nuseirat di Jalur Gaza, Kamis (6/6/2024).
Foto: Associated Pres
Pemboman Israel terhadap sekolah di kamp Nuseirat di Jalur Gaza, Kamis (6/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Salah satu nama terdaftar oleh Israel sebagai tersangka pejuang Palestina yang tewas dalam serangan terhadap sekolah PBB di kamp pengungsi Nuseirat pada Kamis (6/6/2024), ternyata adalah seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Demikian menurut catatan rumah sakit.

Kantor berita Associated Press (AP) mengidentifikasi anak laki-laki yang terbunuh itu sebagai Shaheen Mahmoud Ibrahim Abu Sharif. Dua anak laki-laki lainnya – berusia 10 dan 14 tahun – dalam daftar rumah sakit termasuk di antara 33 pengungsi yang terbunuh dalam serangan udara Israell. 

Baca Juga

Kedua nama itu ditengarai adalah  putra dari seorang pria yang diidentifikasi Israel sebagai pejuang Hamas.  "Namun ayahnya tidak termasuk di antara korban tewas di Rumah Sakit Al-Aqsa," demikian dilaporkan AP.

Serangan barbar Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut. Tidak hanya kamp tenda pengungsi, sekolah yang menjadi tempat berlindung pun turut dibom. 

Setidaknya 40 orang terbunuh dalam serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Nuseirat di Gaza tengah. Perempuan serta anak-anak termasuk di antara korban yang gugur. Demikian dilaporkan kantor berita Wafa seperti dikutip Aljazirah, Senin (6/6/2024). 

Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah mengebom sebuah sekolah PBB, UNRWA, yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi ribuan pengungsi di Nuseirat.  Militer Israel mengeklaim pihaknya menargetkan pejuang Hamas yang berlindung di gedung tersebut.

Kantor Media Pemerintah Gaza menggambarkan serangan Israel yang menewaskan puluhan orang Nuseirat sebagai bukti nyata dari “genosida dan pembersihan etnis”.

Ismail al-Thawabta, juru bicara kantor media, menggambarkan serangan itu sebagai pembantaian yang mengerikan. Perempuan dan anak-anak, kata ia, termasuk di antara mereka yang terbunuh.

Senjata AS

 

 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement