Kamis 23 Nov 2023 10:17 WIB

Firli Bahuri Jadi Tersangka, Ini Tanggapan Pimpinan KPK Lainnya

Polda Metro Jaya menetapkan Firli Bahuri jadi tersangka ditanggapi pimpinan KPK lain.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak. Polda Metro Jaya menetapkan Firli Bahuri jadi tersangka ditanggapi pimpinan KPK lain.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak. Polda Metro Jaya menetapkan Firli Bahuri jadi tersangka ditanggapi pimpinan KPK lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johanis Tanak mengingatkan semua pihak harus menaati asas hukum dan menegakkan asas praduga tak bersalah. Hal ini dia sampaikan merespons keputusan Polda Metro Jaya yang telah menetapkan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

“Kita harus taat asas hukum yang cukup banyak,” kata Johanis saat dihubungi wartawan, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

“Negara Indonesia adalah negara hukum. Setiap warga harus taat terhadap hukum, setiap orang harus menghormati proses hukum, setiap orang dianggap tidak bersalah sepanjang belum ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dan lain,” sambung dia menjelaskan.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terhadap SYL dalam penanganan kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2021. Penetapan tersangka tersebut diputuskan setelah penyidik melaksanakan gelar perkara.

"Telah dilaksanakan gelar perkara dengan hasil ditemukan-nya bukti yang cukup untuk menetapkan saudara FB selaku Ketua KPK RI sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan," tegas Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada awak media, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023).

Adapun penyidik Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah menaikan status kasus pemerasan SYL. Kasus ini berawal dari aduan masyarakat atau Dumas perihal adanya dugaan tindak pidana pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan KPK dalam penanganan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) 2021. Akibat kasus tersebut, SYL telah mengundurkan diri dari kursi jabatan menteri pertanian.

Dalam perkara ini diduga terjadi pelanggaran Pasal 12 huruf e atau pasal 12 huruf B atau Pasal 11 UU Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20 tahun 2021 tentang perubahan atas UU Nomor 29 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncti Pasal 65 KUHP. Kemudian Polda Metro Jaya menerbitkan surat perintah penyidikan untuk mengusut kasus dugaan tindak pidana pemerasan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement