Kamis 10 Jul 2025 16:26 WIB

Wakil Ketua KPK Pamer Kemampuan Sadap Whatsapp, Ingatkan Pejabat tak Sebar Konten Porno

Tanak mengimbau kepala daerah tak perlu takut sepanjang gunakan ponsel secara wajar.

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak memamerkan betapa hebatnya kemampuan sadap milik lembaga antirasuah. Sehingga, Tanak mengingatkan kepada semua kepala daerah supaya tak mengirim konten pornografi lewat WhatsApp.

"Bapak-bapak jangan coba-coba kirim-kirim WA dengan mohon maaf yang porno-porno, begitu bapak-bapak kita sadap, terangkut semua ini. Ini bapak porno rupanya ini," kata Tanak dalam kegiatan KPK pada Kamis (10/7/2025).

Baca Juga

Tanak menegaskan tindakan semacam itu masuk dalam radar penyadapan KPK. Sehingga, Tanak mewanti-wanti agar kepala daerah tak melakukan hal semacam itu.

"Itu ketahuan semua oleh teknologi IT, yang kita miliki, bapak-bapak pakai nomor HP berapa akan terkonek pak, akan kita tahu," ujar Tanak.

Walau demikian, Tanak mengimbau kepala daerah tak perlu takut sepanjang menggunakan ponsel secara wajar.

"Jadi bapak-bapak tidak usah takut untuk menggunakan HP sepanjang HP digunakan untuk yang benar maka KPK tidak akan melakukan tindakan apapun, tetapi kalau tidak benar pasti KPK akan melakukan tindakan apa yang bapak-bapak ibu-ibu tidak harapkan," ujar Tanak.

Selain itu, Tanak memberi peringatan terhadap kehadiran KPK di seluruh wilayah Indonesia. Tanak menegaskan KPK daya jangkaunya tak hanya di Jakarta.

"Jangan mengatakan bahwa KPK itu hanya ada di Jakarta. KPK itu ada dimana-mana Pak karena sesuai dengan undang-undang tentang Pemberantasan tindak-tindakan korupsi Partisipasi masyarakat diharapkan dalam upaya Pemberantasan korupsi. Jadi mata telinga kami ada Pada seluruh Wilayah Republik ini," ujar Tanak.

Tanak mencontohkan kasus korupsi yang disikat KPK di sejumlah daerah seperti Medan dan Papua.

"Kalau tidak benar tidak akan pernah itu di Medan ditangkap, tidak akan pernah di Papua itu ditangkap oleh KPK dalam OTT. Itu memberikan gambaran bahwa KPK ada dimana-mana. Karena bapak-bapak ibu-ibu Menggunakan IT, Teknologi dan teknologi KPK lebih tinggi daripada teknologi bapak-bapak miliki," ucap Tanak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement