REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melakukan investigasi untuk membuktikan kebenaran video rekaman seorang aparatur sipil negara (ASN) Kabupaten Boyolali yang mengaku diperintah untuk bersikap tidak netral dan memenangkan salah satu calon pada Pilpres 2024. Dalam video berdurasi 1 menit 45 detik itu, ASN tersebut bercerita bahwa dirinya diminta pimpinan untuk memenangkan Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan pada Pilpres 2024.
"Kami lakukan investigasi, pertanyaannya itu (video rekaman ASN Boyolali) didesain atau fakta? Kita juga masih tanda tanya bos, bahkan kemarin ada yang bersalaman dengan Ibu (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri) saja ada yang mendesain, faktanya tidak begitu,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto di Semarang, Ahad (19/11/2023).
Menurut dia, PDI Pejuangan akan memberikan tanggapan dan klarifikasi secara resmi jika video rekaman ASN Boyolali tersebut terbukti merupakan fakta. “Kalau sudah benar itu fakta, baru kita tanggapi, tapi kalau belum fakta jangan ditanggapi. Kalau ditanggapi berarti saya terjebak dalam urusan yang belum pasti,” ujarnya.
Bambang Pacul, sapaan akrab Bambang Wuryanto, mengungkapkan pihaknya telah melakukan investigasi dengan datang langsung ke Kabupaten Boyolali.
“Kita sudah datang ke sana, lho mas kuwi sopo (Itu siapa)? pakai baju ASN kuwi sopo? tak tekoni gak ono sing ngaku, wajahe ora kethok Mas (saya tanya tidak ada yang mengaku, wajah ya tidak kelihatan). Dadi kuwi bener opo ora kita tidak tahu, lha kowe nglakoni ngono opo ora? Ora, lho berarti kuwi dobol-dobolan,” katanya.
Mengenai video rekaman ASN Kabupaten Boyolali itu, Bambang menyebut jika PDI Perjuangan di Solo Raya cukup kuat. "Jadi, kita harus berhati-hati karena PDI Perjuangan di Boyolali terlalu kuat, Solo PDIP terlalu kuat, di Wonogiri juga kuat sehingga rentan terhadap isu seperti itu," ujarnya.