REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan keterangan dari salah satu karyawan PT Istaka Karya yang telah dievakuasi, jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibunuh oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) ada 19 orang. Karyawan berinisial JA itu juga mengisahkan kronologis kejadian pembunuhan itu.
"Menurut keterangan saudara JA, jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibantai oleh KKSB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang," jelas Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, saat dikonfirmasi, Rabu (5/12).
Aidi menuturkan, JA membeberkan kronologis kejadian yang dimulai pada Sabtu (1/12) lalu yang juga diklaim sebagai hari kemerdekaan organisasi Papua merdeka (OPM). Saat itu, seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena ada upacara peringatan dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.
Sekitar pukul 15.00 WIT, kelompok KKSB mendatangai kamp PT Istaka Karya. Mereka memaksa seluruh karyawan sejumlah 25 orang untuk keluar dan digiring menuju Kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat. Kurang lebih, ada 50 orang KKSB bersenjata campuran standar militer yang menggiring karyawan PT Istaka Karya.
Kemudian, pada Ahad (2/12) pukul 07.00 WIT seluruh pekerja itu dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo. Di tengah jalan, mereka dipaksa berbaris dengan formasi lima deret dalam keadaan jalan jongkok.
Tidak lama kemudian, kata Aidi, KKSB secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat dan sebagian berpura-pura mati terkapar di tanah. Setelah itu, KKSB meninggalkan para korban melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.
Lalu, 11 orang karyawan yang pura-pura mati berusaha bangkit kembali dan melarikan diri. Tapi, mereka terlihat oleh KKSB. Sehingga, mereka dikejar dan akhirnya lima orang tertangkap dan dibunuh dengan menggunakan senjata tajam oleh KKSB.
"Enam orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua, dua orang di antaranya belum ditemukan, sedangkan empat orang selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua," kata Aidi.
Pada Senin (3/12), sekitar pukul 05.00 WIT, Pos TNI 755/Yalet tempat korban diamankan diserang oleh KKSB bersenjata standar militer dengan campuran panah dan tombak. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah pos, sehingga salah seorang anggota yonif 755/Yalet, Serda Handoko, membuka jendela dan kemudian tertembak lalu meninggal dunia.
Anggota pos pun membalas tembakan, sehingga terjadi kontak tembak dari pukul 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, pada Selasa (4/12) pukul 01.00 WIT Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di bagian lengan.
"Hari Selasa, 4 Desember 2018, pukul 07.00 WIT, Satgas Gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta evakuasi korban," jelas Aidi.