Senin 24 Nov 2025 01:30 WIB

Hidayat Nur Wahid Ajak Generasi Muda Jadikan Sejarah Inspirasi Membangun Bangsa

Hidayat Nur Wahid mengajak generasi muda menjadikan sejarah perjuangan bangsa sebagai inspirasi menuju Indonesia Emas 2045.

Rep: antara/ Red: antara
MPR ajak generasi muda jadikan sejarah sebagai inspirasi bangun bangsa.
Foto: antara
MPR ajak generasi muda jadikan sejarah sebagai inspirasi bangun bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengajak generasi muda untuk menjadikan sejarah perjuangan bangsa sebagai inspirasi dalam membangun Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan dalam Forum Diskusi Aktual Berbangsa dan Bernegara di Nunukan, Kalimantan Utara, pada Minggu.

Hidayat Nur Wahid menekankan pentingnya modal sosial, nilai kebangsaan, dan spiritualitas para pendiri bangsa sebagai fondasi menyongsong Indonesia Emas. Semangat kebersamaan dan perjuangan para tokoh bangsa dalam PPKI, Panitia Sembilan, dan BPUPK dinilai tetap relevan untuk diteladani.

Dalam diskusi bertema Kepemimpinan Negarawan tersebut, Hidayat menegaskan pentingnya pemahaman sejarah, khususnya peran organisasi sosial politik dan generasi muda dalam perjalanan bangsa. Ia juga menyoroti posisi historis Kalimantan Utara, di mana Tarakan menjadi lokasi pertama pendaratan tentara Jepang di Indonesia pada 1942.

Menurutnya, meskipun penjajahan Jepang menorehkan penderitaan, periode itu juga memperkuat perjuangan menuju kemerdekaan. "Perjuangan tidak pernah berhenti, baik pada masa Belanda maupun Jepang," ujarnya.

Hidayat juga mengajak peserta diskusi, terutama generasi muda, memahami sejarah dari sudut pandang 'jas merah' dan 'jas hijau', yaitu peran besar ulama dan organisasi Islam dalam perjuangan kemerdekaan. Sejak 1920-an, tokoh-tokoh Islam seperti KH Kahar Muzakir dan KH Abdul Halim telah berjuang bersama tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Mohammad Yamin.

Ia menegaskan bahwa peran umat Islam dalam BPUPKI, Panitia Sembilan, hingga PPKI adalah fakta sejarah yang tidak boleh dihapuskan. "Nilai agama dan kebangsaan bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan," tegas Hidayat.

Lebih lanjut, Hidayat menyinggung bahwa sejarah Tarakan harus menjadi refleksi bagi masyarakat Kalimantan Utara untuk mencegah penjajahan baru, baik dari segi ideologi, ekonomi, maupun upaya pecah-belah bangsa.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement