REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL, – Banjir besar yang melanda Vietnam tengah pekan ini telah mengakibatkan sedikitnya 90 orang tewas dan 12 lainnya hilang, menurut otoritas penanggulangan bencana setempat. Bencana ini juga menimbulkan kerugian ekonomi lebih dari 341 juta dolar AS atau sekitar Rp5,68 triliun.
Banjir melanda wilayah Vietnam tengah dan dataran tinggi, menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur dan properti. Berdasarkan laporan dari VnExpress, Provinsi Dak Lak mencatat korban jiwa terbanyak dengan 63 orang. Di Provinsi Khanh Hoa, tempat Kota Nha Trang berada, 14 orang dilaporkan tewas. Provinsi lainnya seperti Lam Dong melaporkan lima korban, Gia Lai tiga, serta masing-masing dua korban di Hue dan Da Nang, dan satu di Quang Tri.
Banjir juga merusak lebih dari 1.154 rumah dan mengganggu transportasi di berbagai wilayah, dengan banyak jalan nasional dan jalur perdesaan tidak dapat dilalui akibat genangan air dan tanah longsor. Pada puncak bencana, pemadaman listrik mempengaruhi sekitar 1,2 juta rumah tangga, dan hingga Ahad, sebanyak 257.000 rumah tangga masih hidup tanpa listrik, menyebabkan gangguan besar pada layanan telepon seluler dan internet.
Langkah Tanggap Darurat
Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh telah menyerukan langkah yang lebih kuat untuk mengatasi banjir parah ini. Pemerintah Vietnam telah mengalokasikan bantuan darurat sebesar 700 miliar dong atau sekitar 26,6 juta dolar AS (Rp443,4 miliar) untuk mendukung upaya pemulihan di daerah yang paling terdampak bencana.
Otoritas setempat menyatakan bahwa personel militer dan kepolisian telah dikerahkan untuk menangani situasi tersebut. Mereka juga melaporkan bahwa sekitar 3,24 juta ternak dan unggas mati atau tersapu banjir.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.