REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengklaim wilayah yang dipimpinnya merupakan salah satu provinsi yang berpengaruh dalam perekonomian Indonesia. Oleh sebab itu, apabila stabilitas keamanan di Jatim terganggu maka perekonomian Indonesia bagian timur ikut terkena dampaknya.
Posisi tersebut, lanjut Soekarwo, diperkuat oleh penetapan Jatim sebagai sebagai interregional Output (IRIO) model oleh pemerintah. Dengan demikian, Jatim menjadi provinsi berpengaruh terhadap perekonomian daerah lain di Indonesia, khususnya Indonesia Timur.
"Jatim adalah pusat gravitasi dan menjadi pusat logistik dan konektivitas perdagangan nasional," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo di Surabaya, Jumat (17/11).
Sebagai pusat arus perdagangan, kata Pakde Karwo, Jatim harus lebih waspada terhadap potensi ancaman keamanan dan penegakan hukum. Ancaman yang dimaksud sangat beragam, seperti penyelundupan barang illegal, barang berbahaya, atau adanya oknum-oknum yang berbuat curang.
"Untuk itu sinergitas antara pemerintah, TNI, Polri, tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan," ujar Pakde Karwo.
Pakde Karwo menjelaskan kondisi stabilitas Jatim juga sangat mempengaruhi harga barang di Indonesia timur. Oleh sebab itu, jika stabilitas tersebut tidak dikawal dengan baik, maka berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Arif Rahman menegaskan satuan TNI akan terus menjaga sinergitas dengan pemerintah, Polri, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Bukan hanya menciptakan Jatim yang aman dan nyaman, tapi juga menjaga stabilitas bagi ketahanan sehingga pembangunan bisa berjalan dengan lancar.
"TNI dan POLRI untuk bersinergitas dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama agar pembangunan di Jatim bisa berjalan lancar," ujar Arif.