Sabtu 23 Aug 2025 07:40 WIB

Usai Temui Pramono di Balai Kota, Yenny Wahid Janji akan Tolak Jika Ditawari Komisaris BUMD Jakarta

Yenny mengaku kini sedang menjabat komisaris di sebuah bank swasta.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, menilai almarhum ayahnya pasti akan menolak kebijakan tunjangan perumahan bagi anggota DPR apabila masih hidup, saat memberikan keterangan di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Foto: Bayu Adji P/Republika
Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, menilai almarhum ayahnya pasti akan menolak kebijakan tunjangan perumahan bagi anggota DPR apabila masih hidup, saat memberikan keterangan di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, melakukan kunjungan ke Balai Kota Jakarta pada Jumat (22/8/2025). Dalam kunjungannya itu, Yenny melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung.

Kunjungan Yenny ke Balai Kota Jakarta itu diklaim tidak untuk mencari jabatan kepada Pramono. Bahkan, aktivitas perempuan itu mengaku bakal menolak apabila mendapat tawaran untuk menjadi komisaris di badan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta.

Baca Juga

"Halah, saya sudah cukup. Saya saat ini, nggak bisa ini. Saya komisaris di bank, bank swasta, bukan bank pemerintah ya. Saya murni orang swasta," kata dia usai bertemu dengan Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat siang.

Sebagai komisaris di bank swasta, Yenny mengatakan, dirinya tidak bisa rangkap jabatan dengan posisi serupa di perusahaan lain. Karena itu, ia tidak sedang mencari jabatan untuk menjadi komisaris BUMD Jakarta.

Menurut dia, selama ini tetap bekerja layaknya masyarakat umum untuk mendapatkan penghasilan. Namun, ia tidak ingin terikat dengan pemerintah.

Diketahui, Pramono telah menempatkan sejumlah orang di sekitarnya menjadi komisaris BUMD Jakarta. Orang-orang itu di antaranya adalah yang membantunya menang di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Sementara Yenny memiliki peran mempertemukan Pramono dengan ibunya, Sinta Nuriyah Wahid, pada momen kampanye tahun lalu.

Kerja sama program

Alih-alih ingin mendapatkan jabatan, Yenny justru mengeklaim hendak membantu pemerintah. Terutama dalam membuat program yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Ia menjelaskan, maksud kedatangannya bertemu Pramono adalah hendak membuat program di wilayah pesisir Jakarta, khususnya di Kepulauan Seribu. Program itu dilakukan agar masyarakat dapat tetap mempertahankan lingkungan hidup dan melakukan pengelolaan sampah secara benar.

"Kami juga ingin memberdayakan perempuan-perempuan, terutama di daerah pesisir, untuk lebih sadar lingkungan," kata dia.

Menurut dia, program itu dilakukan karena saat ini sampah plastik telah menjadi masalah besar. Di satu sisi, sampah plastik itu masih bisa menghasilkan nilai apabila diolah dengan baik.

"Jadi ada green economy, di mana perempuan bisa mendapatkan keuntungan dari sampah yang dihasilkan. Itu yang kami sedang gagas," kata Yenny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement