REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia mengutuk tindakan keji Israel yang secara sistematis membatasi masuknya bantuan kemanusiaan krusial bagi rakyat Palestina di Gaza. Tindakan tidak berperikemanusiaan ini dinilai semakin memperburuk penderitaan jutaan warga sipil yang telah lama hidup dalam blokade dan kini menghadapi agresi brutal yang berkelanjutan.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Malaysia, di Putrajaya, Kamis (17/4/2025) malam, tindakan menyekat kebutuhan dasar seperti makanan, air, bahan bakar, dan perlengkapan medis ke Gaza dengan tujuan membuat kelaparan, melemah, dan menghukum rakyat Gaza jelas tidak berperikemanusiaan dan tidak masuk akal, ketika mereka sudah berjuang untuk terus hidup menghadapi bencana kemanusiaan terburuk yang dilihat dunia dalam beberapa dekade. Tindakan tidak bermoral rezim juga dinilai merupakan pelanggaran serius hukum kemanusiaan internasional dan pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia.
Malaysia sekali lagi menegaskan kembali dukungannya yang teguh terhadap perjuangan dan nasib rakyat Palestina. Negara itu mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan segera dan tegas guna menghentikan tindakan Israel dan memastikan bahwa rezim tersebut bertanggung jawab atas tindakan zalim dan tidak berperikemanusiaan yang terus berlangsung dan semakin ekstrem.
Desakan juga dilakukan agar konflik dan pertumpahan darah di Gaza dihentikan segera. Malaysia pun menyerukan pengembalian hak rakyat Palestina sepenuhnya termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan sebuah negara Palestina yang merdeka berdasarkan perbatasan pra 1967 dengan Baitulmaqdis Timur sebagai ibu kota negara.
Malaysia menyatakan tetap teguh dalam solidaritas dengan rakyat Palestina, dan akan terus berjuang untuk perdamaian, kebebasan, dan keadilan di semua platform internasional. Israel menyekat bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Gaza hampir dua bulan terakhir. PBB melaporkan tentara Israel sering menghalangi pembagian bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, termasuk bantuan obat-obatan yang dikhawatirkan akan memperburuk kondisi pasien di rumah sakit di Jalur Gaza.