Senin 01 Jul 2024 14:15 WIB

Dipaksa Perang, Yahudi Ortodoks Israel Memberontak

Demonstrasi di Yerusalem diwarnai kekerasan.

Pria Yahudi ultra-Ortodoks membakar sampah saat protes menentang perekrutan tentara di Yerusalem pada Ahad, 30 Juni 2024.
Foto:

Sebelumnya, pada rapat umum utama di Lapangan Shabbat, ketua tokoh terkemuka Sephardi Porat Yosef Yeshiva di Yerusalem mengecam anggota parlemen ultra-Ortodoks karena memilih RUU tersebut. 

"Orang-orang bodoh ini ingin berkompromi? Kami bukan tuan tanah Taurat. Sama seperti seorang pelayan yang tidak berkompromi dengan tuan tanah, kami juga tidak akan berkompromi dengan Taurat,” kata Rabbi Moshe Tzedaka.

Banyak orang Yahudi ultra-Ortodoks percaya bahwa dinas militer tidak sesuai dengan cara hidup mereka dan takut bahwa mereka yang mendaftar akan menjadi sekuler.

Protes tersebut, yang merupakan salah satu dari banyak protes yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Aksi itu sebagai tanggapan terhadap keputusan penting Pengadilan Tinggi pekan lalu yang memerintahkan militer untuk mulai merekrut pria ultra-Ortodoks dan menghentikan pendanaan untuk yeshivas yang tidak mematuhinya.

Putusan Pengadilan Tinggi ini berarti bahwa setelah puluhan tahun kontroversi dan perselisihan politik dan sosial mengenai masalah ini, kini terdapat kewajiban hukum bagi pemuda Haredi untuk bergabung dengan sebagian besar rekan-rekan mereka di Israel dan bertugas di militer. 

Kenyataan baru ini sebagian besar terjadi karena pertemuan dua peristiwa besar. Yakni berakhirnya undang-undang awal yang memperbolehkan pengecualian layanan menyeluruh, dan serangan dahsyat yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober yang berdampak pada kekurangan personil pasukan penjajahan Israel (IDF)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement