REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Rusunawa Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara mengalami sakit kulit akibat debu batu bara. Hal ini pun ditanggapi oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
"Itu kan tiga bulan lalu sudah diminta oleh DLH DKI mereka (warga) harus perbanyak menanam pohon, yang kedua catatan-catatan dari DLH harus dipatuhi, ya nanti kalau ada dampak itu," kata Heru di Stasiun LRT Jabodebek Jatimulya di Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (25/8/2023).
Kemudian, nantinya ia juga meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mengecek warga di Rusunawa Marunda. Sehingga warga tersebut bisa dicek kesehatannya.
"Habis ini saya minta dinas kesehatan ngecek," kata Heru.
Sebelumnya diketahui, Richard, Syifa, Nagita, Aska, Ruby dan Raffif merupakan segelintir warga yang menderita sakit kulit akibat polusi udara dan debu batu bara yang mengepung wilayah Rusunawa Marunda. Hampir satu gedung di blok D3 Rusunawa Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, mengalami gatal-gatal dengan tingkat keparahan yang beragam.
Warga meyakini penyebabnya adalah karena debu batu bara dari aktivitas keluar masuknya kapal tongkang batu bara di Pelabuhan Marunda. Pantauan Republika, kepulan asap hitam memang terlihat mengudara dari cerobong di Kawasan Berikat Nusantara dekat Rusunawa yang sepertinya membawa polusi udara hingga ke tengah kehidupan warga di sekitarnya.
"Saya sudah ke Puskesmas, kata mereka mungkin karena kutu kasur. Tapi masa semua segedung ini kena kutu kasur. Sudah jelas itu kemungkinan dari debu batu bara yang masih terbang hingga ke sini," kata Rubby warga Blok D3 lantai 5, Rusunawa Marunda yang mengalami gatal-gatal, kepada Republika pada Selasa (15/8/2023).
Anaknya, Aska (7 tahun) juga mengalami gatal yang cukup parah pada kulit tangan hingga kaki. Seperti melepuh dan terkadang basah, luka bekas garukannya membuat Aska merasakan perih ketika terkena air.
"Paling dipakai salep, sama bedak, saya juga ini alami gatal-gatal tapi tidak separah anak saya," kata dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI untuk mengatasi polusi yang terjadi di wilayah Marunda, Jakarta Utara.
Setahun belakangan, warga Rusunawa Marunda mengeluhkan penyakit kulit diduga akibat polusi udara dan batu bara.
"Saya dengan teman-teman KLHK mulai menyusuri lagi industri-industri stockpile batu bara yang berada di luar Jakarta, tapi masih berada di sisi Marunda, yang masih menimbulkan emisi yang cukup tinggi," ujar Asep dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (24/8/2023).
DLH DKI telah menerima laporan mengenai penyakit kulit warga Rusunawa Marunda diduga oleh polusi batubara akibat aktivitas hilir mudiknya kapal batubara. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pun bertindak tegas dengan menutup PT Karya Cipta Nusantara (KCN) sebagai perusahaan stockpilebatubara di kawasan Marunda sejak tahun lalu.
"Kami waktu itu menerima aduan dari warga Rusunawa Marunda. Memang terjadi pada warga Marunda terdampak penyakit kulit. Kami waktu itu menutup operasional dari perusahaan tersebut dan hingga saat ini perusahaan tersebut tidak beroperasi lagi," kata Asep.