REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK, – Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Jakarta bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melaksanakan uji coba pengoperasian gedung baru Stasiun KA Rangkasbitung di Lebak, Banten, Senin. Uji coba ini merupakan tahap penting sebelum operasional penuh dan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penyesuaian alur layanan dan penggunaan fasilitas baru.
Pengembangan Stasiun Rangkasbitung dilakukan untuk menjawab kebutuhan transportasi masyarakat yang terus meningkat. Dengan kapasitas pelayanan yang kini dapat mencapai hingga 83.000 penumpang per hari—dari sebelumnya sekitar 26.000 penumpang—stasiun ini hadir dengan desain bangunan lebih luas dan modern serta terhubung dengan moda transportasi lain di sekitarnya.
Pada bangunan baru ini, penataan ruang dilakukan secara lebih terstruktur, mulai dari area concourse, ruang operasional, area komersial, hingga fasilitas publik seperti ruang tunggu, musala, ruang laktasi, toilet umum, dan toilet ramah disabilitas. Untuk mendukung mobilitas penumpang, tersedia 7 lift, 5 eskalator, 15 gate tiket otomatis, dan 4 akses masuk, serta sistem keamanan berbasis CCTV 24 jam. Fasilitas ini dirancang agar ramah untuk seluruh pengguna, termasuk penyandang disabilitas, lansia, dan pengguna dengan mobilitas terbatas.
Dari sisi operasional, terdapat penataan jalur dan peron yang lebih efisien dengan Jalur 2 diperuntukkan bagi kereta api lokal, Jalur 3 untuk layanan kereta barang, sementara Jalur 4 dan 5 melayani perjalanan KRL. Jalur 6 hingga 9 disiapkan sebagai area stabling untuk mendukung pola operasi kereta yang lebih fleksibel. Penataan ini diharapkan dapat meningkatkan ketertiban arus penumpang dan ketepatan waktu perjalanan.
Untuk mempermudah perpindahan moda transportasi, stasiun ini juga dilengkapi dengan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dengan ramp sepanjang ±85 meter, selasar luar yang terhubung langsung ke terminal, serta area drop-zone utara seluas 1,562.79 m² dan drop-off serta parkir selatan seluas 2.809,44 m².
Selama masa uji coba, layanan perjalanan kereta api tetap berjalan normal, sementara pengguna diharapkan mulai menyesuaikan diri dengan alur baru yang diterapkan. Dalam masa transisi ini, terdapat penyesuaian alur pergerakan penumpang, khususnya untuk penumpang KRL. Akses sisi utara (Jalan Sunan Kalijaga) memungkinkan penumpang menuju selasar melalui lift, eskalator, atau tangga manual, kemudian ke area loket dan gate tap-in/out sebelum turun ke area peron KRL di Jalur 4 dan 5. Akses sisi selatan (Jalan Hardi Winangun) menjadi akses utama untuk drop-off kendaraan. Kendaraan yang menurunkan penumpang akan diarahkan kembali menuju Jalan Sunan Kalijaga.
Saat ini, progres pembangunan gedung baru Stasiun Rangkasbitung telah mencapai 94,39 persen. Dengan beroperasinya gedung baru ini, Stasiun Rangkasbitung diharapkan menjadi simpul transportasi modern yang mendukung peningkatan konektivitas kawasan, memperlancar mobilitas warga, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.