Jumat 14 Nov 2025 09:36 WIB

Musim Pancaroba Picu ISPA, Dinkes DKI Sarankan Warga Jaga Imunitas

Polusi, cuaca ekstrem, dan daya tahan tubuh rendah menjadi faktor pemicu ISPA.

Petugas Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air membersihkan aliran Kali Krukut dari sampah di kawasan Kebon Melati, Jakarta, Rabu (5/11/2025). Pembersihan sampah serta pengerukan sedimen tanah dan lumpur dilakukan untuk mengatasi pendangkalan yang selama ini menjadi penyebab banjir di kawasan padat penduduk. Pendangkalan membuat aliran air tersendat, terutama saat curah hujan tinggi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah ke saluran air. Kolaborasi antara pemerintah dan warga dinilai penting untuk mewujudkan Jakarta yang bebas banjir dan lebih nyaman ditinggali.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air membersihkan aliran Kali Krukut dari sampah di kawasan Kebon Melati, Jakarta, Rabu (5/11/2025). Pembersihan sampah serta pengerukan sedimen tanah dan lumpur dilakukan untuk mengatasi pendangkalan yang selama ini menjadi penyebab banjir di kawasan padat penduduk. Pendangkalan membuat aliran air tersendat, terutama saat curah hujan tinggi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah ke saluran air. Kolaborasi antara pemerintah dan warga dinilai penting untuk mewujudkan Jakarta yang bebas banjir dan lebih nyaman ditinggali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau masyarakat agar terus menjaga imunitas tubuh guna mengantisipasi berbagai penyakit pada musim pancaroba, salah satunya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

“Mencegah ISPA jauh lebih baik daripada mengobati. Mulailah menjaga imunitas tubuh dari sekarang,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangannya, Jumat (14/11/2025).

Baca Juga

Ia menyampaikan bahwa perubahan suhu yang tidak menentu, dari panas terik ke hujan deras, membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia.

Selain itu, kondisi udara yang kering dan fluktuasi suhu ekstrem dapat memicu penurunan daya tahan tubuh sehingga lebih rentan terserang penyakit seperti batuk, pilek, demam, serta rasa lemas.

“Musim pancaroba menyebabkan virus seperti influenza, adenovirus, hingga bakteri penyebab pneumonia lebih mudah menular,” ujar Ani.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement