Senin 07 Aug 2023 18:48 WIB

Pedagang Pasar Senen: Pendapatan Anjlok, Karyawan Terpaksa PHK

Pedagang Pasar Senen Blok VI mengeluhkan pendapatan anjlok dan terpaksa PHK karyawan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Kondisi Pasar Senen Blok VI di Jakarta Pusat yang mangkrak selama bertahun-tahun, Senin (7/8/2023). Pedagang Pasar Senen Blok VI mengeluhkan pendapatan anjlok dan terpaksa PHK karyawan.
Foto: Republika/Eva Rianti
Kondisi Pasar Senen Blok VI di Jakarta Pusat yang mangkrak selama bertahun-tahun, Senin (7/8/2023). Pedagang Pasar Senen Blok VI mengeluhkan pendapatan anjlok dan terpaksa PHK karyawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pedagang Pasar Senen Blok VI di Jakarta Pusat mengeluhkan merosotnya pendapatan harian setelah dipindahkan ke tempat penampungan sementara (TPS), sejalan dengan revitalisasi Pasar Senen Blok VI yang tidak berjalan, alias mangkrak.

Saat dijanjikan akan dilakukan revitalisasi, para pedagang Pasar Senen Blok VI dipindahkan ke tiga titik TPS, di sisi timur, barat dan selatan luar pasar. Mereka sudah lima tahun berada di TPS-TPS tersebut, sementara hingga saat ini kondisi pasar yang akan direvitalisasi masih baru dipasang pancang atau fondasi. 

Baca Juga

Salah satu pedagang Pasar Senen Blok VI yang dipindahkan ke TPS, Rina (50 tahun) menyampaikan keluhan mengenai mangkraknya revitalisasi Pasar Senen Blok VI. Padahal, eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah meresmikan peletakan batu pertama atau groundbreaking Pasar Senen Blok VI tersebut pada Maret 2021 lalu. 

"Waktu itu kita sudah tenang sejak peletakan batu pertama, gambaran (hasil revitalisasinya) nyaman. Kenyataannya belum dibangun," ujar Rina saat ditemui Republika di lokasi dagangannya, Senin (7/8/2023). 

Rina mengatakan, selama lima tahun berada di TPS, penghasilannya menurun drastis. Sehingga para pedagang begitu terseok-seok untuk berdagang di lokasi tersebut. 

"Untuk pelaris di toko Rp 1 juta sehari sudah cukup besar sekarang ini. Dulu mah istilahnya Rp 5 juta per hari gampang, sekarang Rp 1 juta susah," ujar Rina. 

Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan dirinya harus meng-cut off atau memutuskan hubungan kerja. Dengan pendapatan yang tergerus, dia mengaku tidak bisa membiayai gaji karyawan.

"Karyawan itu gajinya Rp 100 ribu per hari, dulu saya punya karyawan konveksi tujuh orang. Sekarang dalam sehari target untuk (gaji) karyawan saja enggak ada, yang ada tekor, makanya sekarang enggak pakai karyawan. Jadi berpengaruh banget," tutur dia. 

Perempuan asal Lampung tersebut mengaku kondisi itu sangat berat baginya. Bahkan sejumlah rekan sesama pedagang tidak lagi berjualan atau berdagang di lokasi yang berbeda untuk bisa bertahan hidup. 

Berdasarkan analisis Rina, faktor yang menyebabkan sepinya lokasi dagangannya saat ini adalah lantaran para pembeli yang cenderung nyaman jika berbelanja di satu titik dengan beragam produk. Sementara di TPS yang terbagi menjadi tiga titik dinilai tidak potensial. 

"Kan bangunan di dalam (Pasar Senen Blok VI sebelum direvitalisasi) kami jadi satu, pembeli bisa belanja campuran, barangnya lengkap. Sekarang penampungan dipecah jadi tiga, AKS, BKS, dan CKS, jadi enggak banyak pilihan, orang maunya belanja di satu titik, barangnya lengkap," kata dia. 

Rina berharap agar revitalisasi Pasar Senen Blok VI segera direalisasikan agar membantu kembali menggenjot pendapatan para pedagang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement