Ahad 20 Feb 2022 10:17 WIB

Kasus Melonjak Melebihi Delta, Kemenkes Klaim Keterisian RS Terjaga

Hingga Sabtu, angka keterisian tempat tidur mencapai 37 persen, cenderung stagnan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Pekerja merapikan tempat tidur di tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan di Gedung Akademi Keperawatan Kebon Jati, Jalan Kawaluyaan, Kota Bandung, Kamis (17/2/2022). Pemerintah mengatakan, angka keterisian tempat tidur isolasi dan ICU Covid-19 secara nasional masih tetap terjaga.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja merapikan tempat tidur di tempat isolasi terpadu bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan di Gedung Akademi Keperawatan Kebon Jati, Jalan Kawaluyaan, Kota Bandung, Kamis (17/2/2022). Pemerintah mengatakan, angka keterisian tempat tidur isolasi dan ICU Covid-19 secara nasional masih tetap terjaga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus harian saat ini mencapai 59.384 per Sabtu (19/2/2022), lebih tinggi dari puncak kasus harian Delta 56.757 tahun lalu. Namun demikian, angka keterisian tempat tidur isolasi dan ICU Covid-19 secara nasional masih tetap terjaga.

Hingga Sabtu, pukul 17.30 WIB, kapasitas tempat tidur dan ruang isolasi berada di kisaran 37 persen, tidak mengalami perubahan dibanding Jumat (18/2/2022). Kapasitas tempat tidur ini masih dapat ditingkatkan menjadi 150.000 tempat tidur isolasi dan ICU jika diperlukan.

Baca Juga

“Meski saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit minim penambahan, tapi pemerintah harus terus melakukan upaya maksimal untuk menjaga ketahanan layanan kesehatan masyarakat di tengah naiknya kasus konfirmasi harian karena penyebaran varian Omicron di Indonesia,” ujar Nadia dalam keterangannya dikutip Ahad (20/2/2022).

Selain memperkuat layanan kesehatan, pemerintah juga memperkuat upaya testing, tracing, dan treatment untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19 yang didominasi varian Omicron yang diketahui penularannya lebih cepat dari varian sebelumnya. Hingga Jumat, testing spesimen dilakukan hingga sejumlah 520.663. Jumlah ini naik dari Kamis (17/2/2022) sejumlah 500.940.

“Dengan melakukan pemeriksaan spesimen ini, maka kita bisa turut melakukan pelacakan kontak erat atau tracing sehingga menahan laju penularan. Kami harapkan masyarakat untuk bersedia melakukan testing terutama bagi para kontak erat agar kita segera mengakhiri pandemi ini secara bersama-sama,” kata Nadia.

Pemerintah, sambung Nadia, juga terus mendorong laju vaksinasi sebagai pelindung tubuh dari risiko berat hingga kritis jika terpapar COVID-19. Jumlah penduduk yang divaksinasi meningkat pada Sabtu. Vaksinasi dosis 1 saat ini di posisi 91,01 persen dan dosis dua di posisi 67,2 persen. Angka ini naik dari posisi Jumat yakni, vaksinasi dosis 1 di posisi 90,95 persen dan vaksinasi dosis 2 di 67,03 persen.

Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menekankan kasus harian yang tinggi saat ini bukan lantaran program vaksinasi yang tidak berhasil. Karena, vaksin tidak dimaksudkan mengurangu tingkat infeksi.

"Publik perlu memahami bahwa kasus harian yang tinggi sekarang bukan karena vaksin dan booster tidak berhasil," kata Zubairi.

"Vaksin tak dimaksudkan mengurangi tingkat infeksi, tetapi rawat inap dan tingkat kematian. Tentu harus didukung prokes ketat," sambungnya.

Zubairi juga mengingatkan angka kematian pasien Covid-19 pada Sabtu berjumlah 158 orang. Sehingga total kematian menjadi 146.202.

"Ingatlah angka kematian ini dan selalu kenakan masker saat Anda berada di tempat umum dan jangan keluar ketika sakit," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement