REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Imam besar Masjid Agung Kraton Surakarta, Muhammad Muchtarom berharap tokoh masyarakat melakukan evaluasi pascainsiden bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta pada Selasa (6/7), pagi. Ia meminta tokoh tidak bosan meluruskan makna jihad kepada masyarakat, khususnya di Surakarta.
"Kita harus koordinasi setiap elemen masyarakat, tabayun, membangun komitmen bersama dalam rangka perdamaian, kita duduk bersama membicarakan masalah ini, untuk Solo dan Indonesia," kata Muchtarom kepada Republika.co.id usai melaksanakan Shalat Id, Rabu (6/7).
Ia menegaskan, insiden tersebut tak berdampak apapun bagi warga Surakarta, khususnya umat Muslim yang melaksanakan Shalat Id. Aktivitas warga pascainsiden itu berjalan seperti biasanya. Ia mengaku selama ini tokoh masyarakat dan agama tak henti-hentinya berupaya mencegah paham radikal di Surakarta.
"Imege Solo munculnya seperti itu (aksi teror), sebab itu kita terus berikan pemahaman makna jihad yang benar yang sempurna kepada warga," tuturnya.
Senada dengan Muchtarom, Ketua Fatwa MUI, Hasan El Qudsy, yang menjadi Khotib dalam pelaksanaan Shalat Id di Masjid Agung Keraton Surakarta mengatakan perlunya komitmen dari berbagai pihak untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Ia menegaskan, Solo aman dan insiden tersebut tak berpengaruh apapun.
"Kami mengutuk perbuatan itu, siapapun yang melakukan itu tidak manusiawi dan tidak mencerminkan ajaran agama manapun. Solo tertib, aman, tentram tak berpengaruh apapun insiden kemarin. Mari secepatnya tokoh-tokoh evluasi. Insiden ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja," katanya.