Selasa 17 Mar 2015 17:56 WIB

Surabaya Resmi Umumkan Warganya yang Hilang di Turki

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ilham
Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Kepala kantor Imigrasi kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) beserta Darori kepala Kasi dan penindakan dan Keimigrasian (kiri),menunjukkan foto kopi Paspor WNI yang hilang di Turki di kantor imigrasi kelas 1 Surakarta, Jawa Tengah, Senin (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya secara resmi merilis nama-nama warga Surabaya yang hilang di Turki pada akhir Februari lalu. Hal ini dilakukan sekaligus sebagai klarifikasi atas sejumlah kesimpangsiuran dalam pemberitaan media massa.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, Suharto Wardoyo menyampaikan, ada delapan orang beralamat Surabaya yang berangkat ke Turki dalam rombongan Smailing Tour. Mereka adalah Utsman Mustofa Madhamy (warga Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir), Salim Muhamad Attamimi (warga Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian) dan enam orang lainnya yang merupakan satu keluarga. 

"Satu keluarga yang tinggal di Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari, yakni Jusman Ary Sandy, Ulin Isturi, Humaira Hafshah, Uraina Afra, Aura Kordova, Dayan Akhtar. Ada juga nama Tsabitah Utsman yang merupakan anak dari Utsman Mustofa, tetapi dia tercatat berdomisili di Denpasar," ujar Suharto dalam jumpa pers di kantor Bagian Humas, Selasa (17/3).

Suharto menyampaikan, sebelumnya sempat ada kesimpangsiuran soal Suroya Cholid yang diduga warga Surabaya. Setelah dilakukan pengecekan ke Kementerian Dalam Negeri, tidak ada warga Surabaya pemilik nama tersebut.

Menurut Suharto, berdasarkan pengecekan lebih jauh, ditemukan bahwa nama yang dimaksud sebagai Suroya Cholid adalah Soraiyah Cholid yang merupakan warga Surakarta. Nama Soraiyah Cholid yang beralamat di Kelurahan Gajahan, Kecamatan Surakarta, kata dia, memang berangkat ke Turki bersama lima warga Surakarta lainnya. Sedangkan dua warga lainnya diketahui merupakan warga Denpasar.

“Ketika kami cek di Kementerian Dalam Negeri, ternyata nama tersebut ada pada data kependudukan Surakarta. Orangnya beda. Nomor Induk Kependudukannya juga beda. Karena itu, hari ini kami melakukan klarifikasi terkait pendataan penduduk yang hilang di Turki bahwa warga Surabaya bernama Suroya Cholid tidak ikut berangkat ke Turki,” kata Suharto.

Dalam kesempatan yang sama, Camat Semampir, Siti Hindun Robba Humaidiyah, menegaskan bahwa warga Surabaya bernama Suroya Cholid, tidak pernah pergi ke Turki seperti pemberitaan yang beredar selama ini. Menurut dia, Suroya Cholid tercatat sebagai warga Ampel Melati, Surabaya. Kendati begitu, ibu dua anak tersebut kini telah pindah ke daerah Sutorejo, Surabaya.

“Kami sudah mengecek langsung dan bertemu dengan yang bersangkutan. Dia kini berkumpul bersama ibunya dan dua putranya di Sutorejo,” terang Hindun. 

Hindun menambahkan, ke depan, untuk mengantisipasi terulangnya kesalahan seperti ini, pihaknya akan berupaya mempercepat penyelesaian perekaman data kependudukan elektronik (e-KTP) di wilayahnya. Menurut Hindun, KTP Suroya Cholid diketahui masih KTP manual, belum elektronik. 

“Kita koordinasi dengan Dispendukcapil Surabaya untuk mempercepat perekaman e-KTP.  Karena kalau KTP manual lebih mudah dipakai orang lain. KTP nya dia masih manual. Dia sebenarnya sudah ikut perekaman e-KTP, tetapi belum selesai,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement