REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAI RAYA -- Pengamat Transportasi Penerbangan Kalimantan Barat, Syarif Usmulyani memprediksikan pesawat Air Asia A 320 dengan nomor penerbangan QZ 8501, yang kehilangan kontak sejak pagi tadi dikarenakan kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
"Dari percakapan akhir yang antara pilot pesawat Kapten Irianto dengan petugas menara ATC Tanjung Pinang dan Supadio Pontianak menyatakan akan menaikan ketinggian pesawat karena cuaca yang tidak baik. Dan selang beberapa lama kemudian, kontak pun hilang," tuturnya.
Usmulyani memperkirakan, hilangnya kontak dengan pesawat jenis Airbus A320-200 yang membawa 155 penumpang, yang terdiri dari 138 penumpang dewasa, 16 anak dan satu bayi, dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi itu bukan karena hal teknis atau human error.
Karena, pesawat yang diterbangkan oleh Kapten Irianto dari bandara Juanda kota Surabaya menuju ke Singapura itu pastinya telah dilakukan pengecekan yang benar sesuai dengan standar penerbangan yang ada, sehingga pesawat tersebut laik terbang. Demikian dengan kondisi pilot dan awak pesawat, tentu juga telah dilakukan pemeriksaan sebelum menerbangkan pesawat tersebut.
"Jadi kalau masalah teknis dan human error saya rasa itu tidak mungkin. Ini semua murni karena faktor alam," tuturnya.
Dia menyatakan, kalau pun pesawat itu jatuh, kemungkinan besar jatuh di perairan Kalimantan Barat, meski beberapa sumber memperkirakan pesawat tersebut jatuh di perairan Belitung Timur.
"Kita memang belum berani memastikan apakah pesawat itu jatuh atau tidak. Namun, pesawat mulai hilang kontak memang di Belitung Timur, tapi menurut saya pesawat itu jatuh di perairan Kalbar, dekat kepulauan Maya yang tidak jauh dari Ketapang, Kalbar. Kemungkinan besar pesawat itu mengalami kendala penerbangan akibat faktor cuaca kemudian mencari daratan terdekat dan bisa saja jatuh di dekat Pulau Maya, kabupaten Ketapang," kata Usmulyani.
Usmulyani menyatakan, setelah pesawat tersebut memberikan informasi terakhir akan menaikkan ketinggian pesawat, delapan menit kemudian pesawat tersebut hilang kontak.
"Kalau dilihat dari arah penerbangannya dari mulai kontak terakhir kemungkinan pilot berusaha mendaratkan pesawat itu ke bandara Supadio karena bandara itu terdekat dari kontak terakhir. Yang terdekat adalah Ketapang dan bisa jadi pesawat itu jatuh di perairan pulau Maya, namun itu prediksi saya, karena sampai sekarang semua pihak juga sedang melakukan pencarian untuk memastikan lokasi jatuhnya pesawar itu," kata dia.