REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deretan mobil jenazah berdatangan ke kawasan Cempaka Putih, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025) sore. Mobil-mobil itu datang menjemput jenazah korban meninggal dunia yang terjebak di Gedung Terra Drone saat terjadi kebakaran.
Peristiwa nahas itu bermula pada Selasa sekitar pukul 12.43 WIB. Para karyawan yang bekerja di tempat itu sebagian makan di luar gedung. Namun, sebagian lainnya beristirahat di lantai atas gedung ketika kebakaran itu terjadi.
Ketika itu, api yang diduga muncul dari baterai yang berada di lantai satu gedung tiba-tiba terbakar. Sejumlah karyawan pun mencoba memadamkan api itu menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), tapi sia-sia. Alhasil, api itu menyambar ke gudang baterai yang berada di lantai yang sama.
Asap dari kebakaran itu pun menyelimuti seisi Gedung Terra Drone yang memiliki tinggi 6 lantai. Para karyawan yang berada di lantai atas pun terjebak oleh asap pekat. Mereka diduga tidak bisa keluar lantaran satu-satunya akses gedung itu adalah melalui tempat yang terbakar.
Salah seorang saksi mata yang melihat peristiwa itu, Wandi (51 tahun), mengaku baru mengetahui adanya kebakaran setelah api di lantai 1 gedung. Sementara itu, asap berwarna hitam juga memenuhi seisi gedung.
"Api enggak keluar, asapnya ke atas. Jadi karyawannya pada lari ke atas semua menyelamatkan diri," kata dia yang menyaksikan peristiwa itu dari depan lingkungan perkantoran tempat gedung berdiri.
Wandi juga menyaksikan orang-orang di dalam gedung itu naik ke atas rooftop. Dari lantai paling atas gedung itu, orang-orang melambaikan tangan meminta pertolongan.
Kesaksian itu sesuai dengan video sejumlah karyawan di Gedung Terra Drone yang berada di atap mencari jalan keluar. Sementara asap tebal telah memenuhi bagian bawah gedung.
Menurut Wandi, ada lebih dari 10 orang yang terjebak di rooftop gedung itu. Namun, orang-orang itu disebut berhasil menyelamatkan diri dengan membuat jalur evakuasi darurat menggunakan tali dan tangga dari Gedung Terra Drone ke gedung di sampingnya yang lebih rendah.
"Ada yang pakai tali, ada yang pakai tangga, ada yang lompat," kata Wandi.
Ia menilai, cara itu memang menjadi satu-satunya solusi untuk keluar dari dalam gedung. Pasalnya, gedung yang terbakar itu telah dipenuhi dengan asap.
Sementara itu, salah satu orang tua korban yang selamat, Dea Anjani (52), mengaku sangat bersyukur anaknya, Safa Alifia, bisa menyelamatkan diri dari kebakaran itu. Apalagi, ia mendapat kabar dari anaknya bahwa gedung tempat putrinya bekerja itu mengalami ledakan.
Lihat postingan ini di Instagram