Rabu 26 Nov 2025 15:57 WIB

Ini Kesaksian Marbot Masjid Saat Alvaro Dibawa oleh Ayah Tirinya

Alvaro dikabarkan hilang sejak Maret 2025.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Suasana rumah duka Alvaro di kawasan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).
Foto: Bayu Adji P.
Suasana rumah duka Alvaro di kawasan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian telah mengungkap kasus penculikan bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang dilaporkan hilang sejak Maret 2025. Bocah bernama Alvaro Kiano Nugroho (6 tahun) ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di kawasan Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Kabar hilang itu pertama kali dilaporkan oleh kakek korban, Tugimin (71), setelah cucunya tak juga pulang setelah bermain di Masjid Al Muflihun pada 6 Maret 2025. Padahal, bocah itu biasanya kembali pulang ke rumah kakeknya setiap kali habis bermain.

Baca Juga

Marbot Masjid Al Muflihun, Ngatman (59), mengaku baru tahu kabar mengenai hilangnya Alvaro beberapa hari kemudian. Ia mengaku tidak tahu bahwa bocah yang tinggal dekat rumahnya itu tak kembali ke rumah. Padahal, ia sempat melihat Alvaro di masjid beberapa hari sebelumnya. 

"Saya harinya lupa, cuma dua hari kemudian baru saya ingat. Oh iya, kemarin ada yang nyariin tuh, ada yang nyari di masjid. 'Tolong bilangin kakeknya.' Jadi bilangin kakeknya, baru kakeknya ke sini," kata dia saat ditemui di rumahnya, Rabu (26/11/2025). 

Ia pun memberikan informasi mengenai keberadaan terakhir Alvaro kepada kakeknya. Ketika itu, Alvaro tengah bermain di masjid bersama teman-temannya menjelang waktu berbuka puasa. 

Ketika sedang mengupas buah untuk takjil, Ngatman, tiba-tiba melihat seorang laki-laki dewasa yang masuk ke dalam masjid. Ia pun langsung menghampiri orang itu untuk bertanya.

"Pak mau nyari siapa?" kata dia ketika itu.

Laki-laki yang tidak dikenalinya itu pun mengungkapkan hendak mencari anaknya yang bernama Alvaro. Tanpa curiga, ia pun memberi tahu bahwa bocah itu sedang bermain di lantai dua masjid. Alhasil, laki-laki itu langsung pergi ke lantai atas masjid.

Ngatman yang tidak menaruh curiga sama sekali kembali melanjutkan tugasnya. Pasalnya, menurut dia, Alvaro tidak akan mau apabila diajak oleh orang yang tak dikenal. Ia juga mengaku tidak melihat langsung Alvaro dibawa oleh laki-laki itu.

photo
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto (tengah) memberikan keterangan terkait kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho (6 tahun) di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025). - (Bayu Adji P.)

Menurut dia, laki-laki itu juga tidak menunjukkan gelagat mencurigakan. Laki-laki itu juga berpakaian biasa, tanpa menutup-nutupi wajahnya. Namun, ia mengaku tidak melihat jelas wajahnya. 

"Cuma saya bajunya lupa, wajahnya saya enggak melihat. Jadi melihat dari samping aja gitu. Tinggi, ada gemukan dikit. Rambutnya tipis," ujar Ngatman. 

Usai dilaporkan hilang, Ngatman tidak pernah bertemu lagi dengan laki-laki itu. Ia mengaku sempat diperiksa polisi. Polisi pun menunjukkan sejumlah foto yang dicurigai membawa kabur Alvaro. Namun, ketika itu laki-laki yang kini sudah tidak lagi menjadi marbot masjid tidak mengingatnya.

Baru sekitar sepekan lalu, ia dipertemukan dengan ayah tiri Alvaro di kantor polisi. Saat itu, ayah tiri Alvaro yang berinisial AI justru langsung mengingatnya. Ia pun spontan ingat dengan kejadian yang sudah berlalu lebih dari delapan bulan itu. 

"Saya enggak bicara cuma saya suruh ngeliat di dalam kaca. Baru ingat, tingginya, gemuknya," kata Ngatman.

Setelah itu, Ngatman mendapatkan informasi bahwa Alvaro sudah meninggal dunia. Ia pun kaget dan tidak percaya. Apalagi, aksi itu dilakukan oleh ayah tirinya. 

"Ya, saya juga kaget juga. Sebegitu teganya gitu," kata dia.

Menurut Ngatman, Alvaro merupakan bocah yang periang. Ia juga memiliki banyak teman di lingkungannya. Tak hanya suka bercanda dengan teman-temannya, Alvaro juga disebut kerap bercanda dengannya.

Sebelumnya, polisi telah mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro. Bocah yang ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka itu diculik dan dibunuh oleh ayah tirinya yang berinisial AI.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement