Kamis 09 Oct 2025 21:42 WIB

Militer Israel Masih Serang Gaza Meski Sudah Ada Gencatan Senjata

Pasukan Israel juga dilaporkan menembaki beberapa wilayah di Khan Younis.

Pasukan Israel beroperasi di dalam Jalur Gaza (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Pasukan Israel beroperasi di dalam Jalur Gaza (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Militer Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Kamis (9/10/2025), hanya beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata dengan Hamas diumumkan. Kondisi ini memicu kekhawatiran atas kelanjutan konflik dua tahun yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina tak berdosa.

Petugas medis dan saksi mata menyebutkan bahwa empat warga sipil terluka dalam serangan yang menargetkan sejumlah titik di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza. Asap tebal terlihat membumbung dari lokasi serangan.

Baca Juga

Di bagian selatan Jalur Gaza, pasukan Israel juga dilaporkan menembaki beberapa wilayah di Khan Younis, mengakibatkan tiga orang terluka.

Serangan udara dan tembakan artileri terus berlangsung di berbagai area di dalam wilayah kantong Palestina tersebut, khususnya di lingkungan Tel Hawa dan Sabra di Kota Gaza.

Tembakan senjata berat dilaporkan terdengar tanpa henti di sejumlah wilayah Kota Gaza. Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut.

Padahal, pada Kamis pagi, Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam pertemuan di Sharm el-Sheikh, Mesir, berdasarkan proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Rencana berisi 20 poin tersebut—yang pertama kali diumumkan pada 29 September—mencakup pembebasan seluruh tawanan Israel dengan imbalan pelepasan tahanan Palestina, penghentian total serangan militer, perlucutan senjata Hamas, dan dimulainya program pembangunan kembali Gaza.

Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan perang genosida dengan dalih untuk menghancurkan Hamas. Militer rezim Zionis dukungan Amerika Serikat ini telah menewaskan hampir 67.200 warga tak berdosa Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan udara yang terus-menerus telah pun membuat wilayah kantong Palestina tersebut nyaris tak layak huni, serta memicu kelaparan dan penyebaran penyakit secara luas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement