Sabtu 27 Sep 2025 06:48 WIB

Cerita Pramono Saat Jadi Komunikator antara SBY, Megawati, Jokowi, hingga Prabowo

Pramono pernah menjadi mediator para politisi yang sedang berkonflik.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Pramono Anung (kiri) saat pengumuman bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Pramono Anung (kiri) saat pengumuman bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (26/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku sering melakukan tugas yang tidak umum dikerjakan. Salah satunya adalah menjadi penyambung lidah para presiden, mulai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo atau Jokowi, hingga Prabowo Subianto.

Politisi PDIP itu mengaku sebenarnya tidak mau menceritakan hal itu kepada publik. Namun, ia mengungkapkan informasi itu ketika sesi tanya jawab saat mengisi kuliah umum di Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Jawa Barat (Jabar), Jumat (26/9/2025).

Baca Juga

"Saya menjadi komunikator, baik itu Bu Mega dengan Pak SBY, Bu Mega dengan Pak Jokowi, Bu Mega dengan Pak Prabowo, dan juga yang lain," kata dia saat mengisi kuliah umum.

Tak hanya itu, Pramono mengaku, bukan hanya mengurus keperluan partainya. Ia mengeklaim pernah menjadi mediator para politisi yang sedang berkonflik meski bukan berasal dari partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu.

"Ketika mereka berkonflik, mereka minta saya jadi mediator padahal bukan partai saya. Maka kemudian beberapa orang menjuluki saya kerongkongan emas," ujar dia.

Ia mengaku tidak selalu paham dengan persoalan yang dihadapi mereka yang memiliki konflik. Namun, ia menjadi mediator dengan menggunakan hati.

"Jadi itulah yang kemudian membuat memang dalam komunikasi itu kan pilihan," kata Pramono.

Diketahui, dalam kuliah umum bertema komunikasi publik itu, Pramono menyinggung gaya komunikasi pemimpin yang emosional. Menurut dia, seorang pemimpin bisa memilih gaya komunikasi saat berhadapan dengan publik.

"Komunikasi itu kan pilihan, kita bisa memilih emosi atau yang seperti apa. Nah, saya memilih berkomunikasi dan menyelesaikan berbagai persoalan dengan hati serta mendengarkan semua kritik atau masukan dari masyarakat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement