REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebanyak 20 peserta pelatihan yang terdiri dari 20 anak sanggar dari beragam tingkatan pendidikan dari sekolah menengah pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bersama-sama merancang, mengembangkan, dan mementaskan karya tari yang autentik namun relevan dengan konteks masa kini.
Peserta yang tergabung dalam komunitas sanggar Gentra Taruna tersebut mengikuti Pelatihan Co- Creation Traditional Dance dimulai pada 27 Oktober 2025. Aktifitas pelatihan meliputi koreografi, media sosial dan design intensif di Sanggar Gentra Taruna, Kelurahan Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang,
Ketua pelaksana Dr Henni Gusfa, menjelaskan tujuan Program Inovasi Seni Nusantara (PISN ) untuk menghidupkan kembali warisan tari tradisional Nusantara dan dikemas dalam bentuk tarian baru yang lebih kontemporer.
Dia menjelaskan program ini hadir di jantung destinasi pariwisata Kabupaten Pandeglang yaitu Tanjung Lesung dengan dukungan Kementrian Ristek Dikti dalam skema pengabdian Masyarakat Inovasi Nusantara.
“Hal ini menandai babak baru pelestarian seni budaya lokal melalui pendekatan swakelola pertunjukan digital,” kata dia, dalam keterangannya kepada pers di Jakarta, Kamis (27/11/2025).
Dia menyebut, Sanggar Gentra Taruna dijadikan prototipe pelestarian seni tari tradisional yang dikemas dalam bentuk kontemporer di wilayah pesisir Banten. Dengan sejarah panjang dalam membina generasi penari muda dan tradisi, sanggar ini menjadi pilihan strategis untuk mengimplementasikan program transformatif ini.
Henni mengatakan, pelatihan difokuskan pada penguasaan gerak dasar olah tubuh, ekpresi dan interpretasi, harmonisasi musikalitas dan dan ritmenya dan metntalitas panggung penari baik online maupun offline mendorong peserta untuk berkontribusi berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan kreativitas mereka, menciptakan ekosistem seni yang dinamis dan inklusif.
“Aktor di balik program ini tim komunikasi universitas merbu buana, pelaku seni koreografer dan pengelola sanggar gentra taruna,” ujar dia.
Kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi akademisi komunikasi magister ilmu komunikasi Univesitas Mercu Buana dengan tim antara lain Engga Probi dan Anggi Dwi Astuti dengan pelaku seni Benni Krisnawardi SSn sanggar Sigma Dance Theater serta mitra sasaran Firman Hidayat Mahmud.
Lurah Desa Tanjungjaya Astaka berharap melalui program ini, sanggar tidak hanya berfungsi sebagai ruang latihan, tetapi juga sebagai laboratorium kreativitas di mana teknik tradisional bertemu dengan metode pengajaran kontemporer untuk seni pertunjukan yang dapat meningkatkan penonton lebih luas.