REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Brimob Polda Metro Jaya, Bripka Rohmat, dijatuhi sanksi demosi selama tujuh tahun akibat keterlibatannya dalam kasus kematian pengendara ojek online, Affan Kurniawan.
Affan, pemuda berusia 21 tahun, meninggal dunia setelah terlindas mobil rantis Brimob dalam sebuah insiden di kawasan Jakarta Pusat pada pekan lalu atau tetapnya pada 28 Agustus 2025.
Putusan terhadap Bripka Rohmat ini menjadi bagian dari upaya penegakan disiplin internal Polri, yang tengah mendapat sorotan tajam dari publik. Insiden yang menimpa Affan dinilai sebagai bentuk kelalaian aparat, sehingga muncul desakan agar Polri bersikap tegas dan transparan kepada pelaku.
Tak hanya Rohmat, seorang anggota Brimob lainnya, Kompol Cosmas Kaju Gae, turut dijatuhi sanksi berat berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). Cosmas, selaku pimpinan dianggap tidak profesional yang kemudian menyebabkan korban jiwa.
Meski putusan etik sudah dijatuhkan, keluarga Affan masih bergulat dengan duka mendalam.
Pantauan Republika pada Jumat (5/9/2025) siang, rumah kontrakan keluarga Affan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, masih dipenuhi suasana haru. Sisa karangan bunga ucapan duka dari kerabat dan pihak luar masih terlihat di halaman rumah. Sejumlah keluarga besar dari Lampung juga masih berdatangan.
Karena kondisi keluarga yang masih terpukul, salah satu pengurus karang taruna setempat, mewakili keluarga dalam menerima tamu dan memberikan keterangan singkat kepada media.
“Keluarga Affan saat ini tidak dapat diwawancarai, kondisi mereka masih sangat lelah dan belum bisa menerima banyak pertanyaan,” kata pengurus karang taruna tersebut.
Pengurus tersebut menambahkan, keluarga sepenuhnya menyerahkan proses hukum kepada pihak berwenang. Bagi mereka, putusan sidang etik hanyalah satu tahap, sedangkan rasa kehilangan tak mungkin terobati.
“Kalau soal hasil sidang, mau bagaimana lagi. Nyawa sudah hilang dan tidak bisa kembali,” jawab paman Affan.
Di tengah tamu yang masih memenuhi rumah kontrakan keluarga Affan, paman Affan menambahkan keluarga belum bisa memastikan mengenai rumah baru yang kabarnya diberikan pemerintah sebagai bentuk bantuan di Cileungsi.
“Sejauh ini, belum bisa dipastikan. Keluarga besar juga masih banyak yang bertamu ke sini, jadi kami belum bisa bicara banyak,” ujarnya dengan nada lirih.