Rabu 26 Nov 2025 17:20 WIB

Hujan Deras di Gaza, Israel Tingkatkan Serangan

Musim dingin meningkatkan penderitaan warga Gaza.

Pengungsi Palestina membersihkan air dari tenda mereka yang kebanjiran di kamp sementara setelah hujan lebat di Kota Gaza Selasa, 25 November 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Pengungsi Palestina membersihkan air dari tenda mereka yang kebanjiran di kamp sementara setelah hujan lebat di Kota Gaza Selasa, 25 November 2025.

Muhammad Rabah dari Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hujan deras yang turun pagi ini telah memperburuk penderitaan ribuan pengungsi di Jalur Gaza, membanjiri tenda-tenda mereka yang rapuh. Hal ini terjadi di tengah kondisi kemanusiaan yang buruk akibat agresi pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2013.

Baca Juga

Jurnalis Muhammad Rabah melaporkan dari Gaza, di kamp pengungsi Al-Nakheel di Deir al-Balah, di Jalur Gaza tengah, hujan mengguyur tenda-tenda, menyebabkan kerusakan parah pada pakaian dan selimut mereka. Pemandangan ini dengan jelas menggambarkan besarnya tragedi dan meningkatnya krisis kemanusiaan yang dihadapi warga Jalur Gaza.

Serangan Israel telah menghancurkan seluruh atau sebagian sekitar 92 persen bangunan tempat tinggal di Gaza, memaksa sebagian besar penduduk mengungsi ke tenda-tenda yang tidak memberikan perlindungan, atau kembali ke rumah mereka yang rusak meskipun ada risiko runtuh akibat banjir.

Pertahanan Sipil di Jalur Gaza memperingatkan akan semakin buruknya penderitaan ratusan ribu pengungsi yang tinggal di tenda-tenda yang tidak memenuhi persyaratan minimum untuk hidup aman. Terlebih mengingat awal musim dingin dan meningkatnya dampak depresi cuaca di wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemarin malam, Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, mengatakan bahwa pemantauan lapangan terhadap tempat penampungan dan tenda-tenda pengungsi, selain ribuan permohonan yang diterima dari berbagai wilayah di Jalur Gaza, menegaskan bahwa tenda-tenda ini sama sekali tidak layak untuk ditinggali. Tenda-tenda itu juga tidak memenuhi persyaratan minimum untuk hidup aman, terutama dengan dimulainya musim dingin dan semakin parahnya tekanan cuaca.

Basal menambahkan bahwa tenda-tenda yang ada saat ini bocor, gagal melindungi anak-anak, perempuan dan orang tua dari dingin dan angin, serta tidak memiliki persyaratan keselamatan dan privasi. Juru bicara tersebut menekankan bahwa tenda bukan lagi solusi sementara, namun telah menjadi “sumber penderitaan dan bahaya nyata bagi kehidupan masyarakat.” 

Kondisi banjir di kamp sementara setelah hujan lebat di Kota Gaza Selasa, 25 November 2025.

Ia menyerukan kepada semua organisasi kemanusiaan, internasional, dan bantuan untuk mengambil tindakan segera guna menyediakan karavan yang aman dan lengkap sebagai alternatif sementara yang menjaga martabat para pengungsi dan melindungi mereka hingga proses rekonstruksi dimulai.

Basal menekankan bahwa kehadiran ratusan ribu keluarga di dalam tenda-tenda yang tidak dapat dihuni bukanlah suatu pilihan, dan kelanjutannya tidak dapat diterima.

Dengan dimulainya musim dingin, ratusan ribu pengungsi Palestina hidup dalam kondisi yang tragis, kekurangan kebutuhan dasar di dalam tenda, sementara tentara pendudukan terus mencegah masuknya rumah mobil dan pasokan penting yang diperlukan untuk melengkapi tempat penampungan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement