Rabu 26 Nov 2025 14:37 WIB

Ani tak Berlari, tapi Sampai ke Panggung Wisuda Paling Tepat Waktu

Gelar tidak mengubah hidup tanpa kesadaran untuk terus belajar.

Ani Tri Wahyuni, lulus dengan predikat wisudawan terbaik UBSI kampus Yogyakarta, pada Kamis (20/11/2025).
Foto: UBSI
Ani Tri Wahyuni, lulus dengan predikat wisudawan terbaik UBSI kampus Yogyakarta, pada Kamis (20/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ada lulusan yang setelah wisuda langsung bingung mau ke mana. Ada juga yang sudah menyiapkan langkah lebih dulu, bahkan sebelum ijazah tercetak. Itulah Ani Tri Wahyuni, mahasiswa asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang lulus dengan predikat Wisudawan Terbaik dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Yogyakarta.

Kini, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Sistem Informasi di UBSI kampus Kramat sambil tetap mengikuti kelas daring setiap hari. Ia naik ke panggung wisuda tak hanya membawa gelar, juga rencana yang diatur rapi, di Patrajasa Hotel Semarang, Kamis (20/11/2025).

Ani memperkenalkan dirinya dengan nada santai tetapi terukur layaknya orang yang sudah tahu arah hidupnya “Saat ini saya melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Bina Sarana Informatika kampus Kramat dengan program studi Sistem Informasi.”

Ia tidak sibuk memamerkan aktivitas, tetapi tahu betul apa yang sedang dikejar. Kesehariannya fokus pada kelas daring, mengerjakan tugas, dan memastikan dirinya tetap berada di jalur belajar.

Kesan pertamanya saat masuk kampus dulu cukup sederhana tetapi kuat. “Lingkungan kampus cukup nyaman dan mudah untuk beradaptasi. Dosen menyampaikan materi dengan jelas dan saya merasa lebih termotivasi mengikuti perkuliahan.”

Terkadang, kenyamanan memang bukan soal fasilitas besar. Ia soal orang-orang yang membuat kita tidak takut belajar. Ani memilih Sistem Informasi bukan karena ikut geng, bukan karena tren digital, tetapi karena ia membaca peluang seperti orang yang sudah lama mengamati pasar.

“Teknologi semakin dibutuhkan di berbagai sektor sehingga lulusan Sistem Informasi memiliki kesempatan yang luas untuk berkarir.” Kalimat itu tidak terdengar seperti ambisi berlebihan, tetapi keyakinan yang tumbuh pelan dari observasi.

Dari sekian mata kuliah, ada satu yang menempel di ingatannya, yaitu Pemodelan Sistem Berorientasi Objek. Bukan hanya karena materinya tetapi pengajarnya. “Ibu Anastasia mengajar dengan cara yang jelas runtut dan mudah dipahami sehingga konsep yang cukup kompleks terasa ringan namun mendalam,”ujarnya.

Pengalaman berorganisasi dan kegiatan sosial membuat Ani tidak hanya sibuk dengan laptop. Ia pernah ikut P2MD di Desa Semin Gunung Kidul bersama MAPALA UBSI kampus Yogyakarta.

Ia terlibat dalam Satuan Karya Kalpataru Sleman yang berada di bawah Dinas Lingkungan Hidup. Dari situ Ani belajar kepemimpinan, lingkungan dan kerja tim. Ia seperti seseorang yang tidak hanya menghafal teori, juga turun langsung ke lapangan melihat realitas.

Saat namanya diumumkan sebagai peraih Wisudawan Terbaik UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif, Ani tidak bersuara besar.

Ia hanya mengaku “Saya merasa sangat senang dan bersyukur.” Ia menyebut pencapaian itu sebagai bukti disiplin dan konsistensinya. Tidak ada drama. Tidak ada kalimat berlebihan. Justru dari ketenangan itulah prestasi terasa semakin nyata.

Ketika diminta memberikan tips, Ani hanya menyebut hal-hal yang sering dianggap terlalu sederhana “Rajin belajar, membaca materi berulang, mengingat poin penting dan konsisten.” Ia percaya otak butuh pengulangan, bukan keajaiban.

Ani kini sedang melanjutkan perjalanan akademiknya, fokus menyelesaikan S1 sambil mengasah kemampuan digital.

Kalau nanti ada kesempatan menempuh jenjang lebih tinggi, ia ingin tetap berada di jalur teknologi yang sejalan dengan Sistem Informasi. Ia tidak ingin melompat ke bidang yang hanya sekadar terlihat keren.

Soal kampus, Ani memberi evaluasi tanpa merendahkan “Sistem pengajaran di Universitas BSI cukup baik dan terstruktur. Materi disampaikan dengan jelas dan relevan dengan perkembangan teknologi.”

Dalam satu kalimat, ia menggabungkan apresiasi dan harapan. Ani juga meninggalkan harapan untuk sesama lulusan UBSI “Semoga lulusan dapat menjadi sumber daya manusia yang kompeten berintegritas dan mampu bersaing di dunia kerja.”

Kontribusi nyata, kemampuan adaptasi, dan problem solving menjadi tiga hal yang ingin ia lihat di masa depan teman-teman sealmamaternya.

Untuk adik tingkat, pesannya terdengar seperti catatan kecil yang ditempel di meja belajar “Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Aktiflah dalam organisasi jangan takut mencoba hal baru dan bangun relasi positif.”

Ani menambahkan satu kalimat yang pantas dituliskan di buku catatan “Setiap proses sekecil apa pun akan bermanfaat untuk masa depan.” Ia mengingatkan, gelar tidak mengubah hidup tanpa kesadaran untuk terus belajar.

Di tengah dunia yang bergerak terlalu cepat, ia memilih berjalan tenang sambil membawa disiplin dan keyakinan yang tidak terburu-buru. Dari Sleman ia datang, dari Semarang ia dilantik, dan kini Jakarta menjadi tempat barunya bertumbuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement