Rabu 26 Nov 2025 14:46 WIB

Cerita Elsa, Cum Laude dan Donat Online

Untuk saat ini, ia memilih masuk ke dunia kerja sekaligus mengembangkan usaha.

Elsa Wahyuningsih, yang mengambil jurusan perhotelan menjadi wisudawan terbaik dari UBSI kampus Yogyakarta. Kini ia telah mengembangkan usaha donatnya.
Foto: UBSI
Elsa Wahyuningsih, yang mengambil jurusan perhotelan menjadi wisudawan terbaik dari UBSI kampus Yogyakarta. Kini ia telah mengembangkan usaha donatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tidak semua mahasiswa perhotelan bercita-cita jadi chef papan atas atau bekerja di dapur hotel bintang lima. Ada juga yang diam-diam menjual donat online sambil menunggu masa depan memanggil.

Itulah Elsa Wahyuningsih, lulusan Perhotelan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Yogyakarta asal Klaten, yang naik panggung Wisudawan Terbaik dengan aroma usaha dan impian, di Patrajasa Hotel Semarang pada Kamis (20/11/2025).

Elsa memperkenalkan dirinya tanpa berlebihan, seperti menyajikan hidangan yang porsinya pas. “Saya berasal dari Kota Klaten jurusan perhotelan. Aktivitas yang saya kerjakan belakangan ini saya fokus mencoba usaha yang saya bangun sekaligus mempersiapkan langkah untuk memasuki dunia kerja.”

Kalimatnya sederhana, namun terasa aroma perjuangan yang tidak sedang main-main. Kesan pertamanya saat masuk kampus tidak penuh drama, justru hangat. “Lingkungan kampus terasa nyaman dan suportif serta dosen memberikan suasana belajar yang terbuka.”

Tidak semua orang langsung merasa cocok ketika masuk dunia baru, tetapi bagi Elsa kampus seperti ruang dapur bersih yang siap digunakan kapan saja.

Jurusan Perhotelan dipilih Elsa bukan sekadar ikut teman. Ia sengaja datang untuk menjajal dunia kuliner dari sisi yang lebih professional. “Saya ingin belajar teknik pengolahan makanan secara profesional dan memahami standar kerja di industri perhotelan terutama di bagian kitchen.”

Tidak semua keberanian terlihat besar. Ada keberanian yang lahir dari rasa penasaran. Di antara banyak mata kuliah, ia menyebut dua nama yang membuat matanya bersinar “Tata Boga dan Pastry.”

Ia merasakan banyak pengalaman baru dari kelas yang penuh praktikum itu. Bukan sekadar resep, tapi kerja rapi yang mengajarkan disiplin dan kesabaran. Mungkin itu juga yang membuatnya tidak asing dengan perjalanan panjang mengembangkan usaha donatnya.

Selama kuliah, Elsa tidak hanya berkutat dengan spatula, kompor, dan buku. Ia aktif di Himpunan Mahasiswa Pariwisata dan ikut berbagai kegiatan volunteer.

Katanya, kegiatan itu membantu membangun relasi, melatih komunikasi, dan menambah pengalaman di luar akademik. Tidak heran jika cara bicaranya lebih tenang dan terukur dibanding banyak mahasiswa perhotelan yang hanya fokus pada dapur.

Ketika namanya diumumkan sebagai peraih Wisudawan Terbaik UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif, Elsa mengaku bangga sekaligus tidak menyangka.

“Gelar Wisudawan Terbaik ini bukti dari usaha saya selama berkuliah mulai dari disiplin dan rajin dalam perkuliahan dan mengatur waktu.” Bagi Elsa, lulus dengan predikat terbaik bukan momen gaya-gaya. Itu momen ketika kerja keras akhirnya punya bentuk.

Elsa juga berbagi tips yang sederhana tapi tajam seperti pisau kitchen yang sudah diasah “Mencatat poin penting saat dosen mengajar, bertanya jika ada materi yang belum dipahami, mengerjakan tugas tepat waktu, dan saat praktikum jangan takut mencoba dan gagal.”

Dan ia menutup tipsnya dengan satu hal yang jarang disebut mahasiswa “Serta yang terpenting selalu berdoa.” Doa sepertinya tetap menjadi bumbu wajib yang tidak bisa ditinggalkan.

Rencana ke depan, Elsa memilih jalan yang realistis dan berani. Untuk saat ini, ia memilih masuk ke dunia kerja sekaligus mengembangkan usaha.

‘’Sebelumnya saya sudah memiliki usaha kecil berupa jualan donat online dan saya ingin terus mengembangkannya sambil menambah pengalaman kerja di industri perhotelan,” ujarnya.

Ada yang hanya kuliah lalu bekerja. Ada juga yang kuliah, bekerja, dan menciptakan peluang usaha di sela-sela hidupnya. Kalau nanti punya kesempatan kuliah lagi, Elsa ingin tetap setia pada bidang yang ia geluti.

“Saya ingin memilih jurusan yang berkaitan dengan hospitality terutama di bidang kuliner agar bisa memperdalam keterampilan yang sudah saya minati,” kata Elsa. Setia pada minat tidak selalu mudah, tetapi ia memilih untuk menempuhnya tanpa tergesa gesa.

Soal kampus, ia memberikan penilaian yang jujur dan hangat “Sistem pengajaran di UBSI sudah baik. Dosen menyampaikan materi terutama saat praktikum dengan jelas tidak membosankan dan mudah dipahami.”

Katanya lagi, ilmu yang diajarkan relevan dan mudah diterapkan di industri perhotelan. Penilaian itu seperti review makanan yang tidak berlebihan tapi terasa tulus.

Harapannya untuk para lulusan UBSI juga tidak rumit “Semoga lulusan dapat menjadi pribadi yang adaptif berkarakter dan mampu memberikan kontribusi nyata di dunia kerja maupun usaha.” Ia berharap teman temannya menjaga integritas dan membawa nama baik kampus melalui sikap profesional.

Untuk adik tingkat, Elsa mengirimkan pesan yang terdengar seperti alarm pagi hari “Manfaatkan waktu kuliah sebaik mungkin. Jangan sering bolos. Hadirlah di kelas, ikuti praktikum dengan sungguh-sungguh dan hargai prosesnya.”

Dan ia menutup dengan kalimat yang layak dicetak di dinding laboratorium kitchen “Disiplin yang kalian bangun sekarang akan sangat menentukan kualitas diri dan kesempatan kalian setelah lulus nanti.”

Elsa mengajarkan satu hal penting. Dunia perhotelan bukan hanya tentang sajian yang cantik di atas piring. Ia juga tentang disiplin, ketekunan, relasi yang baik, dan keberanian memulai dari dapur kecil bernama usaha sendiri.

Dan dari Semarang hari itu, seorang gadis Klaten membawa pulang lebih dari sekadar gelar. Ia membawa harapan yang renyah seperti donat buatannya dan masa depan yang sedang perlahan mengembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement