Rabu 26 Nov 2025 14:56 WIB

Dari Tegal ke Panggung Cum Laude, Kisah Tasya dan Mimpi yang tak Boleh Ditunda

Tasya memperluas kemampuan melalui pembelajaran mandiri.

Tasya Desti Setiawan, lulusan Sistem Informasi Akuntansi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Tegal.
Foto: UBSI
Tasya Desti Setiawan, lulusan Sistem Informasi Akuntansi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Tegal.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Patrajasa Hotel Semarang hari itu dipenuhi toga dan rasa bangga yang menumpuk seperti uap nasi di dapur rumah. Di tengah wajah-wajah yang menahan senyum dan air mata, ada satu sosok yang tangannya gemetar halus saat dipanggil ke panggung.

Ia adalah Tasya Desti Setiawan, lulusan Sistem Informasi Akuntansi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Tegal yang datang bukan hanya membawa ijazah tetapi juga doa ibunya, Kamis (20/11/2025).

Tasya memperkenalkan dirinya dengan kalimat yang terasa rapi seperti laporan keuangan. “Saya Tasya Desti Setiawan dari Kota Tegal lulusan D3 Sistem Informasi Akuntansi Universitas Bina Sarana Informatika kampus Tegal. Saya memiliki minat di bidang administrasi dan akuntansi serta berkomitmen untuk terus mengembangkan kompetensi di bidang tersebut.”

Ia tidak dramatis. Tidak muluk-muluk. Tapi dari cara bicara itu terlihat ia tahu betul arah yang ingin dituju. Sejak dinyatakan lulus, Tasya tidak langsung rebahan. Ia justru menambah jam belajar mandiri.

“Saya memperluas kemampuan melalui pembelajaran mandiri seperti mengasah keterampilan Microsoft Excel mempelajari software akuntansi serta mempersiapkan diri belajar tes SKD sebagai langkah awal mengikuti seleksi CPNS,”ungkapnya.

Beberapa hari lalu ia bahkan ikut tes online untuk posisi Product Specialist, sekarang sedang menunggu hasilnya sambil tetap belajar. Dunia kerja mungkin kejam, tapi Tasya memilih untuk menyiapkan diri sebelum diketuk pintu.

Kesan pertamanya masuk UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif tidak penuh drama, justru terasa damai “Lingkungan kampus terasa ramah dan suportif sehingga saya cepat beradaptasi.”

Ia menambahkan, dosen-dosennya cukup terbuka “Para dosen memberikan pembelajaran yang jelas dan mudah dipahami serta membuka ruang diskusi sehingga proses belajar menyenangkan dan interaktif.” Suara Tasya tenang tapi penuh rasa terima kasih.

Ia memilih Sistem Informasi Akuntansi bukan karena jurusan itu sedang tren, tetapi karena kesetiaan pada perjalanan lama “Saya memilih jurusan Sistem Informasi Akuntansi karena melanjutkan dan memperdalam ilmu yang saya pelajari sejak SMK.”

Yang menarik, ia tidak hanya bicara akuntansi. Ia bicara masa depan “Kombinasi akuntansi dan teknologi membuat saya semakin tertarik karena kemampuan tersebut sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini.” Kalimat itu terdengar seperti ramalan yang tenang.

Mata kuliah favoritnya sederhana saja “Saya menyukai mata kuliah yang berhubungan dengan akuntansi karena membantu memahami alur pencatatan keuangan dengan praktik nyata. Penyampaian materi dosen yang jelas dan terstruktur memberikan kesan kuat.”

Selama kuliah, Tasya tidak hanya duduk dan mencatat. Ia ikut program Kampus Merdeka, ambil Studi Independen, dan aktif di Himpunan Mahasiswa Program Studi. Ia bicara organisasi tidak sebagai formalitas, tetapi sebagai ruang belajar komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan.

Ketika dinyatakan menjadi Wisudawan Terbaik UBSI, Tasya mengaku tidak percaya “Saya merasa kaget senang dan tak menyangka. Predikat ini harapan terbesar ibu saya yang ingin melihat putrinya naik ke panggung untuk menerima penghargaan itu,’’ujarnya.

Dan tiba-tiba panggung wisuda tidak lagi tentang prestasi. Ia menjadi tentang cinta yang dibawa dari rumah.

Tasya juga berbagi cara belajar yang membuatnya bertahan “Kunci nilai tinggi adalah konsistensi dan disiplin. Rajin hadir di kelas dengarkan penjelasan dosen dan hindari handphone saat belajar.”

Ia menambahkan sebuah strategi kecil tapi penting “Saya membaca materi berulang menyalin poin penting dan berlatih mengerjakan soal.” Tidak ada trik ajaib. Hanya kesabaran dan ritme.

Saat ditanya tentang masa depan, Tasya memilih jalan yang realistis dulu “Fokus utama saya saat ini adalah mencari dan mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu.”

Namun ia tetap punya cita untuk melanjutkan pendidikan “Setelah kondisi stabil saya berencana lanjut Strata 1. Saya akan memilih Akuntansi murni agar pemahaman saya lebih komprehensif.” Jurusan yang ingin ia ambil juga sudah ia pikirkan.

Soal kualitas kampus, ia memberi apresiasi. “Sistem pengajaran di UBSI sangat baik terstruktur variatif dan relevan dengan kebutuhan kerja. Namun, ruang pengembangan melalui proyek dan Kampus Merdeka harus terus diperkuat.” Saran yang tak hanya sopan tapi juga cerdas.

Untuk sesama lulusan, ia punya harapan sederhana namun tegas “Semoga lulusan UBSI percaya diri dan siap bersaing memanfaatkan ilmu dan pengalaman selama kuliah untuk memberikan kontribusi nyata.”

Dan untuk adik tingkatnya, pesannya terasa seperti surat kecil yang ditinggalkan di meja belajar. “Cobalah ikut lomba program hibah, jangan bolos kuliah dan tetap fokus pada tujuan. Dalam perjalanan mungkin ada yang tidak menyukai kita tapi bersikaplah bijak dan jangan terlalu memikirkan hal tersebut.”

Tasya mengingatkan, penghargaan bukan tujuan akhir. Ia hanya pintu yang terbuka lebar. Yang menentukan apakah pintu itu membawa kita lebih jauh bukan medali yang digantungkan di dada, tetapi langkah yang terus bergerak meski pelan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement