Senin 07 Jul 2025 19:20 WIB

Pramono: Penanganan Banjir Jakarta tak Bisa Puaskan Semua Pihak

Keterbatasan sumber daya membuat penanganan tidak bisa serentak.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Mas Alamil Huda
Anak-anak bermain saat banjir merendam permukimannya di kawasan Kampung Baru I, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Jakarta, Senin (7/7/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Anak-anak bermain saat banjir merendam permukimannya di kawasan Kampung Baru I, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Jakarta, Senin (7/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, seluruh wilayah terdampak banjir di Ibu Kota telah ditangani secara sistematis melalui pengawasan terpadu. Kendati demikian, masih ada warga yang luput dari perhatian, termasuk di kawasan Cakung dan Cawang.

Dalam kunjungannya ke lokasi pengerukan Kali Irigasi Bekasi di Kecamatan Cakung, Pramono menyebutkan bahwa irigasi sepanjang 5,3 kilometer tersebut kini menjadi prioritas pengerukan karena menjadi salah satu penyebab banjir jika tidak dirawat.

Baca Juga

"Kalau tidak dirawat, salah satu sumber banjir di Jakarta. Tetapi intinya adalah saya sudah memutuskan untuk penanganan pengerukan di pinggir-pinggir Jakarta ini segera dilakukan karena ini menjadi prioritas utama," kata Pramono, Senin (7/7/2025), didampingi Kepala Dinas Sumber Daya Air Ika Yuli Rahayu dan Wali Kota Jakarta Timur.

Terkait komplain warga di media sosial, Pramono menyatakan bahwa keterbatasan sumber daya membuat penanganan tidak bisa serentak di semua titik. “Kami mohon maaf tidak bisa memuaskan semuanya. Tetapi kalau mau melihat, lihatlah tempat lain yang mengalami seperti yang dialami Jakarta pada hari ini. Saya yakin pasti Jakarta penanganannya relatif sudah baik,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa banjir kali ini terjadi akibat tiga faktor yang muncul secara bersamaan, yakni hujan lokal, banjir kiriman dari hulu, serta rob akibat naiknya permukaan laut. "Ini pertama kali dalam masa kepemimpinan saya. Kami belum tidur. Rob baru surut pukul 22.30 semalam, baru setelah itu pompa bisa bekerja. Dari 600 pompa, 10 di antaranya terbakar," tutur Pramono.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Yuli menyebut pihaknya mengoperasikan 605 pompa stasioner di 202 lokasi serta membagi ratusan pompa mobile ke lima wilayah kota. "Pompa kita ada 202 lokasi pompa stasioner dengan jumlah 605 unit. Kemudian kami memiliki juga pompa mobil di 5 wilayah. Masing-masing wilayah kami sudah bagi tadi malam 100-100,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement