Selasa 29 Jul 2025 17:44 WIB

Jumlah Siswa Baru Turun Drastis, SMA PGRI 2 Bandung Harapkan Hal Ini dari KDM

SMA PGRI 2 Bandung pada tahun ini hanya mendapatkan 22 siswa.

Rep: Mg160/ Red: Andri Saubani
Suasana belajar mengajar di SMA PGRI 2 Kota Bandung, Jawa Barat.
Foto: Republika/mg160
Suasana belajar mengajar di SMA PGRI 2 Kota Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – SMA PGRI 2 Bandung mengalami penurunan drastis jumlah siswa baru akibat kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang menetapkan maksimal 50 siswa per kelas di sekolah negeri. Sekolah swasta ini hanya mendapatkan 22 siswa baru, anjlok drastis dari 60 lebih siswa di tahun sebelumnya.

Heru, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA PGRI 2 mengaku dampak dari kebijakan ini sangat dirasakan oleh sekolah swasta, tak lain dan tak bukan sekolahnya tempat dia mengajar. "Untuk tahun ini cukup drastis, kita hanya mendapatkan 22 siswa. Itu pun sangat minim bagi kami, jauh dari harapan," kata Heru saat ditemui Republika, Senin (28/07/25).

Baca Juga

Menurutnya, jumlah yang minim itu berdampak pada operasional sekolah, terutama dalam pemenuhan jam mengajar bagi guru yang telah memiliki sertifikasi. Dia juga mengakui bahwa guru-guru yang telah tersertifikasi mengalami kesulitan memenuhi jam sertifikasi karena berkurangnya jumlah kelas. Akibatnya, jika jam mengajar tidak terpenuhi, maka tunjangan profesi guru bisa terancam tidak cair.

“Kita tetap berusaha untuk memenuhi jamnya. Tapi karena kelas dan siswanya menurun, otomatis itu akan memengaruhi terhadap pemenuhan jam sertifikasi guru,” terangnya.

Dengan adanya masalah tersebut, pihak sekolah masih membuka pendaftaran siswa baru, baik yang mendaftar langsung maupun pindahan untuk memenuhi kebutuhan jam mengajar guru. Syifa, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA PGRI 2 mengatakan penurunan siswa membuat manajemen sekolah mengalami kesulitan dalam mengatur kelas dan pembagian guru.

"Setelah adanya kebijakan 50 siswa di sekolah negeri itu memang kami cukup terdampak. Pengurangan jumlah siswa yang cukup drastis bikin kami kesulitan untuk mengatur, baik itu kelas, baik itu guru," ungkap Syifa.

Dampak kebijakan ini menjadi realitas pahit yang harus diterima oleh beberapa sekolah swasta di Jawa Barat. Meski demikian, kedua wakil kepala sekolah SMA PGRI 2 menegaskan tidak akan menurunkan kualitas pelayanan pendidikan. Mereka justru berusaha memaksimalkan fasilitas dan tenaga guru profesional yang ada.

"Banyak sedikitnya tetap kita berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik," kata Heru.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement