Jumat 30 May 2025 21:18 WIB

Warga Wamena: Suasana Mencekam, OPM Terlihat di Jalan-Jalan

Pemkab Jayawijaya mengimbau warga tetap di rumah.

Rep: Fitriyan Zamzami/Bambang Noroyono/ Red: Fitriyan Zamzami
Kelompok separatis Papua Merdeka berpose di Papua Tengah.
Foto: Dok TPNPB
Kelompok separatis Papua Merdeka berpose di Papua Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAYAWIJAYA – Situasi di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan dilaporkan dalam Siaga I selepas keluarnya ancaman penyerbuan oleh kelompok separatis Papua Merdeka. Masyarakat pendatang menyatakan sementara tak berani keluar rumah.

“Mencekam ini saya dari Pasar Ropan belanja langsung sepi orang pada bergegas pulang,” kata Pardjono, seorang warga Wamena ketika dihubungi Republika, Jumat (30/5/2025) malam.

Baca Juga

Ia menyatakan sejauh ini warga masih aman berlindung di kediaman masing-masing. “Hanya aktivitas dikurangi dan malam kalau tidak penting sekali juga tidak keluar,” kata dia. Menurutnya, toko-toko hanya berani buka pada pagi hari. 

Pardjono menuturkan, sejak ultimatum dikeluarkan pihak separatis, tentara terlihat berjaga-jaga di Wamena. Ia juga mengatakan menyaksikan anggota kelompok separatis di antara warga tempatan. “Senjatanya disimpan kalau jalan ke kota jadi tidak tampak kalau itu OPM, tapi kami (warga setempat) sudah bisa tahu,” kata dia.

Ia mengiyakan bahwa pada Rabu terjadi dua kejadian penyerangan terhadap aparat. Salah satunya di depan RSUD Wamena. “Kejadian pas di rumah sakit lagi antar laka lantas lalu di tembak di dalam mobil polisi dari jarak dekat sekitar lima sampai sepuluh meter,” ujarnya.

Sejauh ini Bupati Jayawijaya Atenius Murib, telah mengeluarkan surat imbauan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat soal kondisi di Wamena. “Masyarakat diharapkan tetap berada di rumah masing-masing, membatasi kegiatan di luar rumah terutama di malam hari,” bunyi salah satu butir imbauan itu. 

Bupati juga mengimbau agar warga melaporkan orang tak dikenal yang perilakunya mencurigakan kepada aparat atau ketua RT/RW setempat.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) sebelumnya mengumumkan akan mengambil alih Kota Wamena, di Kabupaten Jayawijaya, di Papua Pegunungan. Penyampaian tersebut menyusul serangkaian penyerangan terhadap anggota-anggota militer, dan kepolisian, serta sipil yang dilakukan kelompok separatis bersenjata itu. Dilaporkan tiga personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polri menjadi korban dalam rangkaian penyerangan yang terjadi sejak Rabu (28/5/2025) di wilayah tersebut.    

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengabarkan, pada Rabu (28/5/2025) sayap bersenjata OPM itu mengaku bertanggung jawab atas penyerangan yang menyasar dua anggota TNI di dengan Rumah Sakit Umum Kota Wamena. “Dalam penyerangan tersebut dua aparat militer pemerintah Indonesia telah mengalami luka tembak dan diduga telah meninggal dunia,” kata Sebby dalam siaran pers yang diterima, Kamis (29/5/2025). 

Kata dia, terkait penyerangan tersebut, militer Indonesia hingga saat ini menyisir untuk menguasai Jalan Trans Wamena yang mengarah ke Yalimo, Yahukimo, dan Nduga. Dan kelompok separatis, kata Sebby mengerahkan sejumlah anggotanya dari tiga wilayah komando peperangan untuk memasuki Kota Wamena. “TPNPB Kodap III Ndugama Derakma, siap ambil alih Kota Wamena sebagai medan peperangan,” ujar Sebby. TPNPB-OPM, kata Sebby juga mengingkatkan seluruh masyarakat sipil yang berada di Kota Wamena untuk angkat kaki dari wilayah tersebut.

Menurut Sebby, kelompok bersenjatanya akan melakukan penyerangan-penyerangan acak dalam misi menguasai ibu kota Kabupaten Jayawijaya tersebut. “Kami sampaikan kepada seluruh warga sipil, baik yang itu orang asli Papua (OAP), dan imigran Indonesia untuk segera keluar dari Kota Wamena, atau berhenti beraktivitas (di luar rumah) sejak pagi hingga malam hari, agar tidak menjadi korban penembakan selama kami melakukan operasi,” kata Sebby.

Sorotan Human Rights Watch...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement