Jumat 01 Aug 2025 20:42 WIB

Perang di Pegunungan Papua Memanas, Tiga OPM Tewas

Eskalasi konflik memanas sejak Juli lalu.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Fitriyan Zamzami
Anggota TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo.
Foto: Dok TPNPB
Anggota TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo.

REPUBLIKA.CO.ID, YAHUKIMO – Perang antara TNI dan kelompok separatis bersenjata di wilayah pegunungan Papua menjadi-jadi belakangan. Dalam pertempuran terkini, tiga anggota kelompok separatis dilaporkan tewas.

Yang terkini TNI yang tergabung dalam Satgas Habema melumpuhkan tiga anggota separatis bersenjata saat menjalankan operasi di Kampung Tigilobak Kabupaten Puncak, Papua pada Kamis (31/7/2025). Dalam siaran pers resmi yang diterima Antara di Jakarta Jumat, dijelaskan bahwa tiga anggota OPM yang tewas itu yakni Ado Wanimbo, Meni Wakerwa atau Jumadon Wake dan satu orang lainnya masih dalam proses identifikasi.

Baca Juga

"Ado Wanimbo diketahui sebagai Danwil Ugimba Kodap VIII Kemabu. Namanya masuk dalam DPO Polres Mimika melalui surat DPO/36/IV/2017/Reskrim tertanggal 30 April 2018," kata Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto dalam siaran pers tersebut.

Lucky menjelaskan, operasi pengejaran yang dilakukan Habema ini merupakan tindak lanjut dari insiden gugurnya Prajurit TNI dalam operasi di Wilayah Ugimba pada 2019. Saat itu, kelompok OPM membawa satu pucuk senjata api jenis SS2 V4 milik TNI. Berdasarkan peristiwa tersebutlah personel Habema mengejar kelompok OPM hingga akhirnya terjadi kontak senjata kemarin.

Lucky melanjutkan, dari tangan tiga anggota itu, personel TNI menemukan satu pucuk senjata api jenis SS2 V4 dengan nomor senjata BF.CS 024739 beserta teleskop Trijicon SN: 923632, yang diketahui milik anggota TNI yang gugur pada tahun 2019 di sektor Ugimba.

Selain itu, petugas juga menemukan satu pucuk senapan angin, tiga buah magazen (2 magazen M16 dan 1 magazen SS), 64 butir amunisi kaliber 5,56 mm, empat unit handphone, satu buah dompet, dua power bank, satu buah emas dan satu senter kepala

"Kamu juga menemukan dokumen pribadi: KTP atas nama Meni Wakerwa, Kartu Papua Sehat, dan uang tunai sebesar Rp 3.800.000, dua buah noken dan 1 buah tas selempang," jelas Lucky.

Lucky menegaskan operasi ini merupakan bagian dari upaya TNI dalam menjaga kedaulatan negara dan melindungi masyarakat dari kelompok separatis. "Ini simbol keteguhan TNI dalam menjaga kehormatan prajurit dan kedaulatan negara, sekaligus mengembalikan senjata milik negara yang selama ini berada di tangan kelompok separatis" tutup Lucky.

Menurut lansiran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), eskalasi meningkat sejak akhir Juli lalu. Pada 28 Juli, baku tembak terjadi di Dekai, Intan Jaya, Papua Tengah. Baku tembak tersebut menyusul operasi militer indonesia di pemukiman warga sipil. Operasi tersebut menyusul penembakan terhadap warga sipil oleh pasukan separatis Papua pada 25 Juli.

Dalam laporan yang sama TPNPB melakukan penyerangan terhadap aparat militer indonesia di Bandar Udara Bilogai serta penembakan terhadap warga di Kampung Wandoga.

Pada 29-30 Juli 2025 terjadi kontak senjata antara kelompok separatis dengan aparat militer Indonesia sehingga mengakibatkan satu prajurit TNI mengalami luka tembak. Satu unit mobil rantis juga terkena tembakan, meninggalkan dua lubang menganga.

Terkait eskalasi tersebut, TPNPB mendesak Presiden Prabowo Subianto menghentikan serangan militer indonesia ke pemukiman warga sipil. “Jika anda mengirim pasukan militer ke Papua silahkan hadapi TPNPB bukan menangkap dan tembak mati warga sipil di wilayah konflik bersenjata lalu menuduh warga sipil sebagai anggota TPNPB demi pembenaran aksi kekerasan dan kejahatan kemanusiaan terhadap warga sipil,” demikian kata Jubir TPNPB Sebby Sambom.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement