REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Para demonstran menargetkan Karachi Bakery di Haiderabad, menuntut perubahan nama di tengah meningkatnya ketegangan India-Pakistan. Karachi Bakery yang berlokasi di Haiderabad, India, diserang oleh sekelompok demonstran beberapa hari, setelah menghadapi reaksi keras atas namanya saat ketegangan antara India dan Pakistan berkobar selama Operasi Sindoor.
Selain menjadi sasaran vandalisme, toko roti tersebut juga menjadi target perusakan sekitar 10-15 pria yang berkumpul di luar, dengan meneriakkan "slogan anti-Pakistan" pada Ahad (11/5/2025). Padahal, toko roti tersebut sudah berusia 73 tahun itu dan meneriakkan "slogan anti-Pakistan", kantor berita PTI melaporkan.
Video yang viral di media sosial, khususnya X menunjukkan sekelompok orang yang mengenakan syal kunyit menyerbu gerai jaringan toko roti itu untuk menuntut perubahan nama. Mereka berkumpul di depan Karachi Bakery di kawasan Shamshabad, Haiderabad sambil memegang bendera tiga warna dan diduga merusak papan nama gerai itu dengan memukulnya dengan tongkat.
Namun, tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan pada gerai atau staf, kata laporan Indian Express. Para pria itu menuntut penggantian nama toko roti, yang memang berbau Pakistan, padahal dimiliki orang India.
Video viral tersebut memperlihatkan polisi hadir di lokasi, meskipun para pria terus menyerang papan nama Karachi Bakery. Polisi mengatakan bahwa para pengunjuk rasa segera bubar setelah melakukan perusakan, dikutip dari Hindustan Times.
Sementara itu, sang pemilik Khanchand Ramnani menjelaskan alasan memberi nama bisnisnya 'Karachi Bakery'. Hal itu dilakukan untuk mengobati kerinduan tentang rumahnya yang hilang dan kebutuhan untuk menjaga kenangannya tetap hidup.
Khanchand dan keluarganya mencari perlindungan di Haiderabad pasca-Pemisahan 1947. Kala itu, penduduk Muslim di India bermigrasi ke Pakistan dan penduduk Hindu di Pakistan berpindah ke India.