Sabtu 12 Apr 2025 14:43 WIB

Tuan Dusun dan Istri Selamat dari Penyanderaan OPM, Sudah Dievakuasi ke Lokasi Aman

Satgas Operasi Damai Cartenz mengevakuasi pasangan suami istri itu pada Jumat.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mas Alamil Huda
Tuan Dusun Dani dan isterinya Gebi yang sempat disandera kelompok separatis bersenjata di Papua berhasil diselamatkan.
Foto: Satgas Damai Cartenz
Tuan Dusun Dani dan isterinya Gebi yang sempat disandera kelompok separatis bersenjata di Papua berhasil diselamatkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Tuan Dusun Dani dan istrinya, Gebi, dua warga biasa yang sempat disandera oleh kelompok separatis bersenjata di Yahukimo, Papua Pegunungan dibebaskan dan sudah dievakuasi ke wilayah aman. Satgas Operasi Damai Cartenz mengevakuasi pasangan suami istri itu pada Jumat (11/4/2025).

Dani dan Gebi sempat disandera sejak Selasa (8/4/2025) saat kelompok bersenjata Papua Merdeka menyerang para penambang emas di Kali Silet dan di Kali Kabur di Yahukimo beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Yusuf Sutejo mengatakan, pengamanan Dani dan Gebi dilakukan sekaligus ketika pasukan gabungan bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan evakuasi lanjutan jasad-jasad pendulang emas yang menjadi korban penyerangan separatis. Dani dan Gebi diboyong ke Dekai.

“Kepala Dusun Bapak Dani beserta istrinya, Ibu Gebi, yang sempat disandera KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) telah dievakuasi ke Bandara Dekai. Keduanya selamat dan sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan,” ujar Kombes Yusuf melalui siaran pers yang diterima, Sabtu (12/4/2025).

Sembilan jenazah

Penyerangan yang dilakukan separatis bersenjata terhadap para pendulang emas di Kali Silet menelan korban 11 orang. Penyerangan tersebut terjadi sepanjang Ahad (6/4/2025) sampai Selasa (8/4/2025) dan baru diketahui pada Rabu (9/4/2025).

Penyerangan yang menyasar para pendulang emas itu terjadi di dua titik, di Lokasi-22 dan di Muara Kum. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang merupakan sayap bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang pertama kali mengabarkan dan menyatakan bertanggung jawab atas penyerangan tersebut.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom kepada Republika pada Kamis (10/4/2025) mengatakan, penyerangan itu dilakoni pasukannya dari Kodap XVI Yahukimo, dan Kodap III Ndugama-Derakma. Sebby mengatakan, para pendulang emas yang tewas dibunuh dalam penyerangan tersebut adalah anggota-anggota militer Indonesia yang menyamar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement