REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri total mengevakuasi sebanyak 15 jenazah para pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan kelompok separatis bersenjata di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Wakil Ketua Satgas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Adarma Sinaga mengabarkan, dari 15 jenazah tersebut, 12 di antaranya sudah teridentifikasi.
“Hingga saat ini, 12 dari 15 jenazah telah kami serahkan ke pihak keluarga,” ujar Kombes Adarma melalui siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (14/4/2025).
Proses evakuasi jenazah para korban keganasan separatis dilakukan sepanjang pekan lalu. Penyerangan kelompok separatis terjadi sepanjang awal pekan lalu yang menyasar para pendulang emas di kawasan penambangan emas di Kali Silet, Yahukimo. Mulanya, diketahui jumlah korban jiwa dalam penyerangan kelompok bersenjata Papua Merdeka itu sebanyak 11 orang.
Namun dalam proses evakuasi, jenazah yang ditemukan lebih dari 11. Tim evakuasi menemukan tiga jenazah di Tanjung Pamali. Lima jenazah di dua titik yang berada di Kampung Bingki. Tiga jenazah di Area 22 pendulangan emas Yahukimo. Satu jenazah juga ditemukan di Area 33 di pendulangan emas Yahukimo. Serta satu jenazah di Muara Kum. Satu jenazah di Kabupaten Pegunungan Bintang. Satu jenazah lainnya di Area Kepala Air Mumok. Dari 15 temuan jenazah tersebut, 12 di antaranya sudah dievakuasi dan diidentifikasi.
Diketahui dari 12 korban meninggal dunia tersebut, atas nama Wawan Tangahu asal Dusun III, Bolmong Selatan, Sulawesi Utara (Sulut). Suardi Laode alias Kuswandi asal Bolmong Selatan, Sulut. Stenli Humerta asal Kampung Kalama Darat, Kabupaten Sangihe, Sulut. Yuda Lesmana korban yang diketahui tinggal di rumah kos di Jalan Paradiso, Dekai. Riki Rahmat asal Desa Ranomolua, Kecamatan Besulutu, Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Muhammad Arif korban yang teridentifikasi tinggal di Kos Pemukiman Jalur II, Dekai.
Selanjutnya adalah Safaruddin yang juga tinggal di Kos Pemukiman Jalur II, Dekai. Abdur Raffi Batu Bara yang diketahui tinggal di Kos Pemukiman Jalur II, Dekai. Stefanus Gisbertus asal Desa Tala, Seram Barat, Maluku. Zamroni asal Dukuh Dulak, Desa Gantungan, Tegal, Jawa Tengah (Jateng). Ariston Kamma, asal Tantanan, Tallunglipu, Sulawesi Selatan (Sulesl). Korban terakhir adalah Rusli asal Desa Buti, Marauke, Papua. Selain mengevakuasi jasad para korban, pasukan gabungan juga sebelumnya berhasil mengevakuasi beberapa warga yang selamat.