Kamis 04 Dec 2025 05:17 WIB

OJK Papua Catat Aset Perbankan Tumbuh 5,25% Capai Rp106 Triliun

OJK Papua mengumumkan pertumbuhan aset perbankan 5,25% di 2025 mencapai Rp106 triliun, menunjukkan stabilitas keuangan meski ekonomi daerah tertekan.

Rep: antara/ Red: antara
OJK Papua sebut aset perbankan naik 5,25 persen capai Rp106 triliun.
Foto: antara
OJK Papua sebut aset perbankan naik 5,25 persen capai Rp106 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG, – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua melaporkan kinerja positif sektor perbankan di wilayah ini sepanjang 2025 dengan pertumbuhan aset sebesar 5,25 persen hingga mencapai nilai Rp106 triliun.

Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Papua, Yosua Rinaldy, menyampaikan bahwa pertumbuhan ini menegaskan kemampuan perbankan dalam menjaga kesehatan fondasi internal meskipun menghadapi tekanan ekonomi regional. Dalam kesempatan media gathering di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu, ia juga menyebutkan bahwa dana pihak ketiga meningkat sebesar 3,28 persen menjadi Rp53,99 triliun.

Menurut Yosua, peningkatan ini menandakan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap terjaga, yang tercermin dari peningkatan jumlah simpanan di berbagai instrumen perbankan. "Kepercayaan publik ini penting karena simpanan masyarakat merupakan darah bagi sistem perbankan untuk terus beroperasi secara sehat dan aman," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa penyaluran kredit, yang merupakan penggerak utama perekonomian daerah, juga tumbuh 5,01 persen hingga mencapai Rp41,72 triliun. Peningkatan ini menunjukkan keberlanjutan fungsi intermediasi perbankan, serta memperluas dukungan kepada sektor-sektor produktif.

Kontribusi Sektor Utama

Tiga sektor utama yang menopang pertumbuhan kredit adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan. Selain itu, sektor administrasi pemerintahan serta perdagangan dan reparasi turut memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan aktivitas jasa keuangan.

Dia menambahkan bahwa OJK Provinsi Papua mencatat pertumbuhan ekonomi daerah saat ini berada di angka 4,21 persen, lebih rendah dari pencapaian nasional sebesar 5,4 persen. "Kami akan terus meningkatkan pengawasan, literasi, dan inklusi keuangan agar masyarakat semakin mudah mengakses layanan keuangan yang aman," tutup Yosua.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement