REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus penganiayaan pegawai toko roti di kawasan Cakung, Jakarta Timur, menjadi perhatian masyarakat luas. Pasalnya, kasus itu dinilai baru ditindaklanjuti setelah viral di media sosial.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengungkapkan, lambannya penanganan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak bos toko roti itu dikarenakan polisi bekerja karena ada laporan. Karena laporan yang berjumlah banyak, polisi akhirnya harus menentukan skala prioritas.
"Problemnya adalah ada kecenderungan, skala prioritas tersebut dijadikan dalih untuk tidak menindaklanjuti kasus-kasus laporan masyarakat yang tidak mendapatkan 'dukungan' materi," kata dia kepada Republika, Selasa (17/12/2024).
Menurut dia, dalam kasus penganiayaan yang dilakukan anak bos toko roti itu, posisi korban bisa dibilang lemah. Pasalnya, korban harus melawan anak dari pemilik tempatnya bekerja.
Ia menduga, alasan itulah yang diduga membuat polisi tak langsung bergerak menangani kasus itu. Di satu sisi, viralnya kasus itu membuat polisi baru melakukan penanganan.
"Dengan posisi korban yang lemah, sementara pelaku memiliki posisi yang dominan, patut diduga memang polisi bekerja karena tekanan viral lebih dulu," kata Bambang.
Ia menilai, kepolisian notabene merupakan lembaga yang memiliki kewenangan. Namun, selama ini pengawasan terhadap lembaga itu cenderung lemah.
Karena itu, menurut dia, pengawasan langsung oleh masyarakat akan memberikan dampak bagi kinerja kepolisian. Artinya, masyarakat harus terus ikut mengawasi kinerja kepolisian, meski hanya melalui media sosial.
"Dengan sistem kontrol dan pengawasan kelembagaan yang lemah, kontrol dan pengawasan masyarakat melalui 'no viral no justice' adalah cara yang sangat efektif untuk mendorong kepolisian bekerja secara adil seperti harapan publik," ujar dia.
Kendati demikian, Bambang juga berharap kepolisian juga dapat melakukan introspeksi agar tidak melulu bekerja atas desakan masyarakat. Menurut dia, institusi itu juga harus berbenah untuk memperbaiki diri.