Selasa 03 Dec 2024 05:05 WIB

Pilgub Jakarta Dinilai Menentukan Posisi PDIP di Pemerintahan Prabowo, Begini Hitungannya

Posisi PDIP di pemerintahan Prabowo dapat dilihat dari hasil Pilgub Jakarta 2024.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Mas Alamil Huda
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri didampingi cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno saat akan menggunakan hak pilih, Rabu (27/11/2024).
Foto: Rizky Suryarandika/Republika
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri didampingi cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno saat akan menggunakan hak pilih, Rabu (27/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensa) berpendapat, posisi PDIP di pemerintahan Prabowo Subianto lima tahun ke depan dapat ditentukan dengan hasil Pilkada Jakarta 2024. Ia menilai, jika Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran maka menandakan bahwa Prabowo masih menginginkan PDIP berada di dalam pemerintahannya.

Seperti diketahui, jadwal rekapitulasi di tingkat kecamatan akan dilakukan pada 28 November sampai 3 Desember 2024. Setelah itu, rekapitulasi akan dilakukan di tingkat kabupaten/kota pada 29 November sampai 6 Desember. Sedangkan rekapitulasi tingkat provinsi dimulai pada 30 November hingga 9 Desember 2024.

Baca Juga

"Putaran kedua kuncinya adalah bagaimana Prabowo ingin posisi PDI Perjuangan di pemerintahannya. Bila dia ingin PDIP bersama pemerintahannya, maka Pram-Rano dibiarkan menang," kata Hendri, Senin (2/12/2024).

Kendati demikian, dia menilai, jika terjadi putaran kedua di Pilkada Jakarta, maka itu juga bisa jadi tanda sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Prabowo tidak lagi membutuhkan peran PDIP.

Menurutnya, hal tersebut akan membuat PDIP menjadi satu-satunya parpol oposisi murni serta Koalisi Indonesia Maju (KIM) menyapu bersih kemenangan di Pulau Jawa.

"Bila ingin sebaliknya, maka RK-Suswono akan 'dipaksakan' menang, sapu bersih Jawa, ini tentunya juga membuat PDI Perjuangan benar-benar menjadi parpol oposisi," katanya.

Namun demikian, Hendri mengatakan, kemenangan paslon tak hanya ditentukan oleh rakyat, melainkan juga ada peran penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu.

"Saya tak ingin membuat asumsi macam-macam, tapi yang sudah-sudah, KPU dan Bawaslu sangat menuruti pemerintah, semoga tidak terjadi hal yang tak diinginkan," katanya mengakhiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement